MAKALAH
PERKEMBANGAN
HEWAN
DISUSUN
OLEH
NAMA:
Rodiyatul fili
NPM:
1503004
Prodi:
Pendidikan Biologi
Sekolah
Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan
Tunas
Palapa
2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dan juga saya berterima kasih pada Ibu
Hesti Wahyuningsih S.Pd, M.Pd selaku
Dosen mata kuliah perkembangan hewan yang telah memberikan tugas ini.
saya
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan laporan yang telah saya
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya.
DAFTAR
ISI
Halaman Judul.....................................................................................................................
Kata pengantar....................................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................................
Pendahuluan........................................................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Rumusan masalah....................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................
Pembahasan.........................................................................................................................
D. Pendekatan saintifik berbasis peta pikiran...............................................................
E. Materi perkembangan hewan...................................................................................
F. Cara meningkatkan motivasi mahasiswa pada mata
kuliah
perkembangan hewan..............................................................................................
Penutup................................................................................................................................
Daftar Pustaka.....................................................................................................................
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Pembelajaran
berbasis peta pikiran, salah satu model dalam membelajarkan pebelajar dengan
memanfaatkan citra visual, gambar, prasarana grafis, kata untuk membentuk
kesan (Buzan, 2003). Lebih lanjut Buzan (2003) mengatakan bahwa memanfaatkan
gambar dan teks ketika seseorang mencatat atau mengeluarkan suatu ide yang ada
di dalam pikiran merupakan pertanda bahwa seseorang telah menggunakan dua
belahan otak secara sinergis; peta pikiran mengaktifkan secara seimbang belahan
otak kanan (pola berpikir divergen) dan belahan otak kiri (pola berpikir
konvergen).
oleh
karena itu, pembelajaran berbasis peta pikiran harus diterapkan.
B.
Rumusan
masalah
1. Apa
saja pendekatan saintifik berbasis peta pikiran?
2. Apa
saja materi perkembangan hewan ?
3. Bagaimana
cara meningkatkan motivasi mahasiswa pada mata kuliah perkembangan hewan?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
apa saja pendekatan saintifik berbasis peta pikiran
2. Mengetahui
apa saja materi perkembangan hewan
3. Mengetahui
bagaimana cara meningkatkan motivasi mahasiswa pada mata kuliah perkembangan
hewan
PEMBAHASAN
A.
Model Pembelajaran Berbasis Peta Pikiran
Pembelajaran berbasis peta pikiran, merupakan
representasi spasial konsep dan hubungan timbalbalik yang menggambarkan
struktur pengetahuan (Adodo, 2013). Hasil penelitian Olufunke (2014)
menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif pebelajar lebih tinggi dengan model
pembelajaran peta pikiran daripada peta konsep (concept mapping). Selanjutnya,
dikatakan bahwa membelajarkan si-belajar dengan menggunakan peta pikiran dapat
meningkatkan keaktifan dan kreativitas berpikir si-belajar, memberikan semangat
dan lebih menarik pada si-belajar, membantu si-belajar melihat makna materi
pembelajaran secara komprehensif, belajar lebih efisien dan efektif, tidak
menunjukkan fakta saja, tetapi menunjukkan konsep, prinsip, dan prosedur.
Wehry, dkk. (2014) menemukan, bahwa pembelajaran
berbasis peta pikiran dapat meningkatkan kapabilitas dan keterampilan
intelektual (kognitif) pebelajar dan sangat berpengaruh terhadap kemampuan
pebelajar dalam menulis karya ilmiah geografi manusia. Tooth dan Heather (2014)
mengemukakan bahwa dalam pembelajaran suatu materi sesuai dengan obyek
materialnya, dapat dilakukan dalam kelas dengan berbagai pembelajaran,
laboratorium artifisial, dan laboratorium alam melalui pembelajaran studi
lapangan. Dengan lingkungan pembelajaran terpadu diharapkan pebelajar memiliki
kompetensi kognitif, afektif, yang selanjutnya pebelajar mampu menulis karya
ilmiah secara kreatif; kondisi tersebut dapat terpola apabila pebelajar
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khoo (2007)
terhadap pengalaman beberapa lembaga pendidikan di Singapura dalam melaksanakan
pembelajaran berbasis peta pikiran dapat disimpulkan berikut: (1) peta pikiran
dapat menjadi suatu alternatif pembelajaran, di samping pembelajaran
konvensional yang dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran karena membantu
mengorganisir informasi dengan baik, menyajikan informasi dan konsep yang
penting atau inti saja; (2) peta pikiran dapat meningkatkan tingkat partisipasi
pebelajar dalam belajar karena suasana belajar menjadi lebih menarik dan
menyenangkan, materi pembelajaran dapat disistimatisir ke dalam bentuk yang
menarik, mudah untuk dipahami dan diingat; (3) peta pikiran dapat
membantu fasilitator dalam menyampaikan materi pembelajarn secara lebih
efektif dan efisien yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar si-belajar;
(4) peta pikiran dapat meringankan tugas si-belajar dan fasilitator dalam
menyelesaikan seluruh materi pembelajaran dalam waktu yang lebih singkat
namun tidak mempengaruhi kualitasnya.
Pembelajaran peta pikiran (mind mapping), suatu
pembelajaran konstruktivisme dimana si-belajar mengorganisasikan dan menyajikan
fakta, konsep, prinsip, prosedur, ide atau gagasan lainnya dalam bentuk
diagram radial-hierarkis non-linier (Buzan, 2004). Selanjutnya,
proses pembuatan sebuah peta pikiran secara step by step dapat dibagi
menjadi empat langkah yang harus dilakukan secara berurutan yaitu: (1)
menentukan topik sentral; untuk buku pelajaran topik sentral biasanya adalah
judul buku atau judul bab yang akan dipelajari dan harus diletakkan ditengah
kertas serta usahakan berbentuk image/gambar; (2) membuat basic
ordering ideas (BOIs)untuk topik sentral yang telah dipilih, BOIs biasanya
adalah judul bab atau sub-bab dari buku yang akan dipelajari atau bisa juga
dengan menggunakan 5WH(What, Why, Where, When, Who dan How); (3)
melengkapi setiap BOIs dengan cabang-cabangyang berisi data-data pendukung yang
terkait. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting karena pada saat
inilah seluruh data-data harus ditempatkan dalam setiap cabang BOIs secara
asosiatif dan menggunakan struktur radian yang menjadi ciri yang paling khas
dari suatu peta pikiran. Melengkapi setiap cabang dengan imagebaik
berupa gambar, simbol, kode, daftar, grafik dan garis penghubung bila ada BOIs
yang saling terkait satu dengan lainnya. Tujuan dari langkah ini adalah untuk
membuat sebuah peta pikiran menjadi lebih menarik sehingga lebih mudah untuk
dimengerti dan diingat (Buzan, 2004). .
Dalam membuat peta pikiran Buzan (2004) telah
menyusun sejumlah aturan yang harus diikuti agar peta pikiran dibuat dapat
memberikan manfaat yang optimal, sebagai berikut: (a) kertas: polos dengan
ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3 dengan orientasi horizontal
(landscape); topik sentral diletakkan ditengah-tengah kertas dan sedapat
mungkin berupa Image dengan minimal 3 warna. (b) garis: lebih tebal
untuk BOIs dan selanjutnya semakin jauh dari pusat garis akan semakin tipis.
Garis harus melengkung (tidak boleh garis lurus) dengan panjang yang sama
dengan panjang kata atau image yang ada di atasnya. Seluruh garis harus
tersambung ke pusat. (c) Kata: menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata
untuk satu garis. Harus selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas
dengan besar huruf yang semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari
pusat. (d) Image: gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, table
dan ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau
memungkinkan gunakan image yang tiga dimensi agar lebih menarik lagi.
(e) Warna: gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5-6 warna; warna berbeda
untuk setiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna BOIs. (e) Struktur:
menggunakan struktur radian dengan topik sentral terletak di tengah-tengah
kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke segala arah. BOIs umumnya
terdiri dari 2–7 buah yang disusun sesuai dengan arah jarum jam dimulai dari
arah jam 13.00. Perhatikan Gambar.
Ada empat langkah yang perlu
dilakukan dalam model ini, yaitu: (1) overview, tinjauan
menyeluruh terhadap suatu topik pada saat proses pembelajaran baru dimulai,
bertujuan untuk memberi gambaran umum kepada pebelajar tentang isi materi yang
akan dipelajari. Khusus untuk pertemuan pertama setiap awal semester, overview
dapat diisi dengan kegiatanuntuk membuat master mind mapyang merupakan
rangkuman dari seluruh topik yang akan difasilitasi selama satu semester yang
biasanya sudah ada dalam Silabus. Dengan demikian, sejak awal pebelajar sudah
mengetahui topik apa saja yang akan dipelajarinya sehingga membuka peluang bagi
siswa yang aktif untuk mempelajarinya lebih dahulu di rumah atau di
perpustakaan. (2) preview, tinjauan awal merupakan lanjutan dari overview
sehingga gambaran umum yang diberikan setingkat lebih detail daripada overview
dan dapat berupa penjabaran lebih lanjut dari silabus. Dengan demikian, pelajar
diharapkan telah memiliki pengetahuan awal yang cukup mengenai sub-topik dari
bahan sebelum pembahasan yang lebih detail dimulai. Khusus untuk bahan yang
sangat sederhana, langkah preview dapat dilewati sehingga langsung masuk
ke langkah inview. (3) inview,tinjauan mendalam yang
merupakan inti dari suatu proses pembelajaran, di mana suatu topik akan dibahas
secara detail, terperinci dan mendalam. Selama inview ini, pelajar
diharapkan dapat mencatat informasi, konsep atau rumus penting beserta grafik,
daftar atau diagram untuk membantu pelajar dalam memahami dan menguasai bahan
yang difasiltasi. (4) review, tinjauan ulang dilakukan menjelang
berakhirnya jam pertemuan dan berupa ringkasan dari bahan yang telah
difasilitasi serta ditekankan pada informasi, konsep atau rumus penting yang
harus diingat atau dikuasai oleh pelajar. Hal ini akan dapat membantu pebelajar
untuk fokus dalam mempelajari ulang seluruh bahan yang difasilitasi.Review
dapat juga dilakukan saat kuliah akan dimulai pada pertemuan berikutnya untuk
membantu pebelajar mengingatkan kembali bahan yang telah difasilitasi pada
pertemuan sebelumnya (Buzan, 2004).
Peta pikiran merupakan suatu cara memvisualisasi,
merekam dan mengorganisasi informasi, dalam rangka pengembangan ide atau
gagasan baru. Penggunaan peta pikiran tidak hanya meningkatkan minat belajar
tetapi juga memecahkan masalah, membentuk mental, memperoleh kesenangan,
mengarahkan tujuan, menemukan jawaban, meningkatkan proses memori, meningkatkan
kreativitas dan keterampilan menganalisis, dengan mengoptimalkan fungsi belahan
otak kiri dan belahan otak kanan. Peta pikiran dapat mengubah informasi menjadi
pengetahuan, wawasan dan tindakan. Informasi yang disajikan fokus pada
bagian-bagian penting, dan dapat mendorong orang untuk mengeksplorasi dan
mengelaborasinya lebih jauh (Beel, dkk., 2013).
Penggunaan peta pikiran tidak hanya meningkatkan minat
belajar tetapi juga memecahkan masalah, membentuk mental, memperoleh
kesenangan, mengarahkan tujuan, menemukan jawaban, meningkatkan proses memori,
meningkatkan kreativitas dan keterampilan menganalisis, dengan mengoptimalkan
fungsi belahan otak kiri dan belahan otak kanan. Peta pikiran dapat mengubah informasi
menjadi pengetahuan, wawasan dan tindakan. Informasi yang disajikan fokus pada
bagian-bagian penting, dan dapat mendorong orang untuk mengeksplorasi dan
mengelaborasinya lebih jauh (Buzan, 2004).
Peta pikiran dapat dibuat secara manual atau dengan
menggunakan bantuan software. Walaupun tidak ada ketentuan yang baku,
tetapi ada beberapa hal yang bisa dijadikan pedoman dalam menyusun peta
pikiran, (khususnya untuk petapikiran yang dibuat secara manual) sebagai
berikut: (1) mulai dari tengah untuk menentukan topik sentral (menentukan
“pohon”), dibuat dalam kertas kosong bentuk landscape, disertai gambar
berwarna; (2) tentukan topik utama (menentukan “cabang”) sebagai bagian penting
dari topik sentral; (3) tentukan subtopik sebagai “ranting” yang diambil
dari topik utama; (4) secara kreatif gunakan gambar, simbol, kode, dan dimensi
seluruh peta pikiran; (5) sedapat mungkin gunakan kata kunci tunggal
(maksimal 2 kata), dengan huruf kapital atau huruf kecil; (6)
gunakan garis lengkung untuk menghubungkan antara topik sentral dengan topik
utama dan subtopik. Untuk stimulasi visual, gunakan warna dan ketebalan yang
berbeda untuk masing-masing alur hubungan; (7) kembangkan mind map
sesuai gaya si-belajar sendiri; untuk memahami suatu teks, si-belajar terlebih
dahulu harus membaca teks tersebut untuk memperoleh gambaran mental (mental
image) yang menyeluruh dan bermakna.
Bagi fasilitator, peta pikiran dapat digunakan untuk
kepentingan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Dalam
perencanaan pembelajaran, peta pikiran bisa dimanfaatkan untuk kepentingan
menyusun desain pembelajaran, baik yang berkaitan dengan pengembangan bahan
ajar maupun pengembangan metode dan penilaian pembelajaran. Dalam praktik
pembelajaran di kelas, fasilitator dapat memanfaatkan peta pikiran
sebagai media pembelajaran atau mengintegrasikannya dengan metode pembelajaran
yang digunakan. Dalam penilaian, fasilitator
dapat memanfaatkan setiap karya mind map si-belajar sebagai bahan
penilaian produk dan bagian dari portofolio si-belajar, untuk melihat
sejauhmana si-belajar dapat memahami materi pembelajaran sekaligus mengenal
kontruksi berfikir si-belajar.
Peta pikiran adalah sebuah diagram yang digunakan
untuk mewakili kata-kata, ide, tugas, atau item lain yang terhubung ke dan
diatur sekitar kata kunci sentral atau ide (Dwiyogo, 2013). Peta pikiran
digunakan untuk menghasilkan, memvisualisasikan, struktur, dan
mengklasifikasikan ide-ide, dan sebagai bantuan untuk mempelajari dan mengatur
informasi, memecahkan masalah, membuat keputusan dan menulis. Elemen dari peta
pikiran yang diberikan disusun secara intuitif sesuai dengan pentingnya konsep,
dan diklasifikasikan ke dalam kelompok, cabang, atau daerah dengan tujuan
mewakili koneksi semantik atau lainnya antara bagian informasi.
B. Perkembangan Hewan
a. Gametogenesis dan Fertilisasi
Gametogenesis merupakan
proses pembentukan gamet yang terjadi di
dalam gonade.Proses tersebut pada hewan jantan
disebut spermatogenesis yang terjadi di dalam
testis, sedang pada hewan betina disebut
oogenesis yang terjadi di dalam ovarium.
Gametogenesis merupakan pembelahan pemasakan
yaitu dengan pembelahan meiosis sehingga sel kelamin yang dibentuk
bersifat haploid.
Gambaran struktural sel spermatogenik pada dinding tubulus seminiferus berturut-turut dan luar ke dalam sebagai berikut:
1. spermatogonium: inti oval — bulat, terpulas kuat-lemah
2. spermatosit primer: inti paling besar
3. spermatosit sekunder: inti lebih kecil, terletak dekat lumen (meiosis I)
4. spermatid: inti memanjang, melekat dekat sel Sertoli (meiosis II)
5. spermatozoa: sel berekor yang menjulur ke lumen. (Gambar 1)
Spermiogenesis berlangsung melalui 3 tahap yaitu:
1. pembentukan tudung kepala (akrosom) yang berasal dari badan Golgi
2. pembentukan keping tengah dan flagela, yang berasal dari sentriol dan bagian ini letaknya berseberangan dengan letak akrosom terhadap inti.
3. pemanjangan inti, pengurangan sitoplasma dan migrasi mitokondria menuju keping tengah.
Spermatogenesis dirangsang oleh FSH, sedangkan LH (ICSH) merangsang sel Leydig (sel yang terdapat diantara tubulus seminiferus) sehingga menghasilkan hormon testoteron.
Oogenesis berlangsung didalam ovarium dan sel telur diselaputi oleh sel folikel sehingga membentuk folikel ovarium. Berbeda dengan sperma, pembelahan pemasakan (meiosis) dan 1 oogonium hanya menghasilkanl sel telur (ovum) sebab selama pembelahan akan terbentuk badan polar (polosit).
Oosit primer dari oogonium sesudah meiosis I akan membentuk 1 oosit sekunder dan 1 badan polar. Bersamaan dengan pembelahan pemasakan tersebut juga terjadi pertumbuhan folikel ovarium sehingga terbentuk folikel primer, folikel sekunder, folikel tertier sampai folikel masak (folikel Graaf). Folikel Graaf (stadium oosit sekunder) kemudian mengalami ovulasi sehingga sel telur keluar dan ovarium menuju ke oviduct.
Folikel yang ditinggalkan oleh sel telur kemudian akan membentuk corpus luteum yang menghasilkan hormon progesteron. Sel-sel folikel selama dalam pertumbuhannya dapat menghasilkan hormon estrogen. Pertumbuhan dan perkembangan folikel dirangsang oleh FSH, sedangkan proses ovulasi dirangsang oleh LH.
Selaput pembungkus telur meliputi:
1. membran primer: dibentuk oleh ooplasma sebagai membran vitelin (oolemma)
2. membran sekunder: dibentuk oleh sel folikel sebagai zona pelusida, corona radiata, sel granulosa, sel theca.
3. selaput tertier: dibentuk di dalam oviduct sebagai lendir (pada katak), khonon (pada ikan), albumen (pada burung).
4. selaput quarter: dibentuk di dalam uterus sebagai kulit kapur (pada burung), kapsula (pada ikan), khitin (pada seranga).
Sel telur mempunyai sumbu yang berorientasi pada sumbu animal dan sumbu vegetal, yaitu sebagai polus animalis (dorsal) dan polus vegetativus (ventral). Polus animalis berisi ooplasma, polus vegetativus berisi deutoplasma (vitelus/yolk). Vitelus/yolk disintesis di dalam hepar dan masuk ke dalam telur melalui pembuluh darah. Atas dasar keadaan vitelus tersebut, maka sel telur dapat dibagi menjadi
I. Berdasarkan penyebaran vitelus:
1. isolesital/homolesital: tersebar merata
2. telolesital: tersebar pada salah satu ujung
3. sentrolesital: tersebar di bagian tengah
II. Berdasarkanjumlah vitelus:
1. oligolesital: vitelus sedikit
2. mesolesital: vitelus sedang
3. polilesital: vitelus banyak
4. megalesital: vitelus lebih banyak (sangat banyak).
Fertilisasi (pembuahan) merupakan proses peleburan (penggabungan) inti sel telur dan inti sperma. Fertilisasi dapat terjadi secara interna yaitu yang terjadi di dalam oviduct (dalam tubuh induk) atau secara externa yaitu yang terjadi di air (di luar tubuh induk). Selama dalam perjalanannya di dalam saluran reproduksi maka sel kelamin akan mengalami pemasakan. Fertilisasi merupakan proses yang bertahap yaitu:
1. Tahap persiapan yaitu proses pemasakan sel kelamin
2. Tahap penempelan yaitu saat menyentuh selaput telur
3. Tahap penetrasi yaitu proses penyusupan sperma ke dalam sel telur. Penetrasi terjadi setelah membran telur larut karena pengaruh enzim hialuronidase yang dikeluarkan oleh akrosom.
4. Tahap peleburan/penggabungan inti sperma dan inti telur sehingga terbentuk zygot yang diploid (sesuai dengan individu yang mewariskan)
5. Tahap awal perkembangan yang merupakan rangsangan (triger) agar terjadi perkembangan
Fertilisasi umumnya bersifat monospermi (satu inti sperma yang membuahi) agar individu yang terbentuk diploid dan selalu dihindari agar tidak bersifat polispermi (lebih dari satu inti sperma yang membuahi). Hal tersebut disebabkan oleh karena pada saat fertilisasi terjadi aktivasi granula cortex di dalam sel telur sehingga permeabilitas membran telur berubah. Perbedaan permeabilitas membran tersebut menyebabkan sperma lain tidak dapat menembus sel telur. Pada Vertebrata setelah terjadi fertilisasi, ada yang kemudian meletakkan telur di luar tubuh sehingga telur-telur tersebut akan
diinkubasikan. Hewan demikian dikatakan bersifat vivipar. Sedangkan pada Vertebrata lain telur yang difertilisasi akan berkembang di dalam tubuh induk (selama masa kehamilan) dan kemudian akan melahirkannya. Kelompok hewan demikian dikatakan bersifat vivipar. Perkembangan di dalam uterus diawali dengan adanya implantasi (penempelan pada dinding uterus) sehingga terjadi kehamilan. Setelah terjadi implantasi, jaringan embrio dan jaringan induk akan membentuk plasenta.
Gambaran struktural sel spermatogenik pada dinding tubulus seminiferus berturut-turut dan luar ke dalam sebagai berikut:
1. spermatogonium: inti oval — bulat, terpulas kuat-lemah
2. spermatosit primer: inti paling besar
3. spermatosit sekunder: inti lebih kecil, terletak dekat lumen (meiosis I)
4. spermatid: inti memanjang, melekat dekat sel Sertoli (meiosis II)
5. spermatozoa: sel berekor yang menjulur ke lumen. (Gambar 1)
Spermiogenesis berlangsung melalui 3 tahap yaitu:
1. pembentukan tudung kepala (akrosom) yang berasal dari badan Golgi
2. pembentukan keping tengah dan flagela, yang berasal dari sentriol dan bagian ini letaknya berseberangan dengan letak akrosom terhadap inti.
3. pemanjangan inti, pengurangan sitoplasma dan migrasi mitokondria menuju keping tengah.
Spermatogenesis dirangsang oleh FSH, sedangkan LH (ICSH) merangsang sel Leydig (sel yang terdapat diantara tubulus seminiferus) sehingga menghasilkan hormon testoteron.
Oogenesis berlangsung didalam ovarium dan sel telur diselaputi oleh sel folikel sehingga membentuk folikel ovarium. Berbeda dengan sperma, pembelahan pemasakan (meiosis) dan 1 oogonium hanya menghasilkanl sel telur (ovum) sebab selama pembelahan akan terbentuk badan polar (polosit).
Oosit primer dari oogonium sesudah meiosis I akan membentuk 1 oosit sekunder dan 1 badan polar. Bersamaan dengan pembelahan pemasakan tersebut juga terjadi pertumbuhan folikel ovarium sehingga terbentuk folikel primer, folikel sekunder, folikel tertier sampai folikel masak (folikel Graaf). Folikel Graaf (stadium oosit sekunder) kemudian mengalami ovulasi sehingga sel telur keluar dan ovarium menuju ke oviduct.
Folikel yang ditinggalkan oleh sel telur kemudian akan membentuk corpus luteum yang menghasilkan hormon progesteron. Sel-sel folikel selama dalam pertumbuhannya dapat menghasilkan hormon estrogen. Pertumbuhan dan perkembangan folikel dirangsang oleh FSH, sedangkan proses ovulasi dirangsang oleh LH.
Selaput pembungkus telur meliputi:
1. membran primer: dibentuk oleh ooplasma sebagai membran vitelin (oolemma)
2. membran sekunder: dibentuk oleh sel folikel sebagai zona pelusida, corona radiata, sel granulosa, sel theca.
3. selaput tertier: dibentuk di dalam oviduct sebagai lendir (pada katak), khonon (pada ikan), albumen (pada burung).
4. selaput quarter: dibentuk di dalam uterus sebagai kulit kapur (pada burung), kapsula (pada ikan), khitin (pada seranga).
Sel telur mempunyai sumbu yang berorientasi pada sumbu animal dan sumbu vegetal, yaitu sebagai polus animalis (dorsal) dan polus vegetativus (ventral). Polus animalis berisi ooplasma, polus vegetativus berisi deutoplasma (vitelus/yolk). Vitelus/yolk disintesis di dalam hepar dan masuk ke dalam telur melalui pembuluh darah. Atas dasar keadaan vitelus tersebut, maka sel telur dapat dibagi menjadi
I. Berdasarkan penyebaran vitelus:
1. isolesital/homolesital: tersebar merata
2. telolesital: tersebar pada salah satu ujung
3. sentrolesital: tersebar di bagian tengah
II. Berdasarkanjumlah vitelus:
1. oligolesital: vitelus sedikit
2. mesolesital: vitelus sedang
3. polilesital: vitelus banyak
4. megalesital: vitelus lebih banyak (sangat banyak).
Fertilisasi (pembuahan) merupakan proses peleburan (penggabungan) inti sel telur dan inti sperma. Fertilisasi dapat terjadi secara interna yaitu yang terjadi di dalam oviduct (dalam tubuh induk) atau secara externa yaitu yang terjadi di air (di luar tubuh induk). Selama dalam perjalanannya di dalam saluran reproduksi maka sel kelamin akan mengalami pemasakan. Fertilisasi merupakan proses yang bertahap yaitu:
1. Tahap persiapan yaitu proses pemasakan sel kelamin
2. Tahap penempelan yaitu saat menyentuh selaput telur
3. Tahap penetrasi yaitu proses penyusupan sperma ke dalam sel telur. Penetrasi terjadi setelah membran telur larut karena pengaruh enzim hialuronidase yang dikeluarkan oleh akrosom.
4. Tahap peleburan/penggabungan inti sperma dan inti telur sehingga terbentuk zygot yang diploid (sesuai dengan individu yang mewariskan)
5. Tahap awal perkembangan yang merupakan rangsangan (triger) agar terjadi perkembangan
Fertilisasi umumnya bersifat monospermi (satu inti sperma yang membuahi) agar individu yang terbentuk diploid dan selalu dihindari agar tidak bersifat polispermi (lebih dari satu inti sperma yang membuahi). Hal tersebut disebabkan oleh karena pada saat fertilisasi terjadi aktivasi granula cortex di dalam sel telur sehingga permeabilitas membran telur berubah. Perbedaan permeabilitas membran tersebut menyebabkan sperma lain tidak dapat menembus sel telur. Pada Vertebrata setelah terjadi fertilisasi, ada yang kemudian meletakkan telur di luar tubuh sehingga telur-telur tersebut akan
diinkubasikan. Hewan demikian dikatakan bersifat vivipar. Sedangkan pada Vertebrata lain telur yang difertilisasi akan berkembang di dalam tubuh induk (selama masa kehamilan) dan kemudian akan melahirkannya. Kelompok hewan demikian dikatakan bersifat vivipar. Perkembangan di dalam uterus diawali dengan adanya implantasi (penempelan pada dinding uterus) sehingga terjadi kehamilan. Setelah terjadi implantasi, jaringan embrio dan jaringan induk akan membentuk plasenta.
b. Segmentasi dan Balstula
Pembelahan zygot terjadi
secara mitosis yang berlangsung sangat
cepat tidak terjadi pertumbuhan mulai dari
sel tunggal menjadi masa sel yang padat
disebut morula, Masing-masing sel dari pembelahan
awal tersebut dikenal sebagai blastomer,
Pembelahan terjadi melalui bidang-bidang pembelahan yaitu :
1. Bidang meridional : bidang tegak melalui polus animalis (PA) dan polus vegetativus (PV)
2. Bidang ekutorial : bidang datar diantara PA dan PV
3. Bidang sagital : bidang yang membagi bagian kanan dan bagian kiri
4. Bidang latitudinal : bidang datar yang terletak diantara bidang ekuatorial dengan PA dan PV
5. Bidang transversal : bidang tegak lurus bidang ekuatorial
Pembelahan awal (I) dan II melalui bidang meridional, sedang pembelahan III melalui bidang ekuatorial.
Jenis-jenis pembelahan:
1. Holoblastik: pembelahan terjadi pada semua bagian yang biasanya terjadi pada telur yang isolesital atau telolesital sedang contoh pada Amphioxus, Amphibia. Holoblastik ada yang radial (sea urchin), bilateral (Amphibia), spiral (molusca) rotational (mamal)
2. Meroblastik: pembelahan terjadi hanya pada bioplasma (daerah animalis), bagian
deutoplasma tidak membelah meroblastik ada 2 macam yaitu meroblastik discordal (pada burung, reptil) dan superfisial (pada serangga). Pembelahan ini umumnya terjadi pada telur yang
sentrolesital dan telolesital berat (Gambar 1. dan Gambar 2.)
Setelah terjadi pembelahan yang cepat sampai terbentuk morula yang padat, maka pembelahan selanjutnya akan membentuk rongga disebut blastocoel. Dinding rongga tersebut terdiri sel-sel (blastomer) yaitu sebagai sel formatif pembentuk badan embrio dan sel auxilary pembentuk selaput embrio. Blastomer di daerah animal lebih kecil (mikromer) dan pada di daerah vegetal (makromer). Berdasarkan bentuknya blastula ada yang bulat (blastosphere), pipih/cakram (discoblastula) dan gelembung (blastocyst). Sedangkan atas dasar strukturnya maka terdapat blastula berongga (coeloblastula), blastula masif (stereoblastula), blastula dengan lapisan sel (blastoderm).
Beberapa contoh:
1. Pada ikan: pembelahan terjadi secara holoblastik, meskipun pada daerah vegetal lebih lambat. Blastema pada polus vegetativus relatif lebih besar sebabyolk lebih banyak, sedang pada polus animalis lebih kecil dan membentuk blastoderm. Blastula bertipe discoblastula dengan rongga
yang relatif sempit. Blastoderm ada yang membentuk blastodisc.
Periblast merupakan kelompok sel yang membentuk lapisan sinsitial yang menyelubungi yolk yang tidak ikut membelah. Periblast berfungsi membantu memobilisasi yolk untuk pertumbuhan embrio.
2. Pada Amphibia: pembelahan terjadi secara holoblatik, blatomer pada polus animalis membelah lebih cepat dari pada polus vegetativus karena yolk lebih banyak pada polus vegetativus. Blastocoel letak eksentrik (mendekati polus animalis). Di daerah ekuatorial blatomer membentuk “germ ring”.
3. Pada Reptil dan Ayes: pembelahan terjadi secara meroblastik discordal karena yolk lebih banyak. Blastoderm (disebut juga blastodisc) terpisah dengan yolk. Blastoderm terpisah dari yolk oleh rongga subgerminal. Blastula bertipe discoblastula, dengan rongga pipih. Blastomer pada bagian dorsal
blastocoel disebut epiblast, pada bagian lateral disebut periblast dan pada bagian ventral disebut hypoblast.
4. Pada Mamal: stadium blastula pada mamal disebut blastocyst, dengan rongga bulat. Blastoderm akan membentuk “inner cell mass” (1CM) yang kemudian akan menjadi embrio dan diluar yolk akan membentuk tropoblast yang akan menjadi selaput extraembrional (membran choriovitelus dan
chorioalantois). (Gambar 3.) Pada akhir stadium blastula, daerah-daerah tertentu akan menjadi calon pembentuk organ tertentu (dikenal sebagai peta nasib). Pada blastula katak daerah-daerah
tersebut ialah:
- epidermal sebagai calon kulit
- neuroektodermal sebagai calon sistem saraf
- lamina prechordalis sebagai calon kepala
- chorda mesoderm sebagai calon chorda dorsalis
- mesodermal sebagai calon somit
- endodermal sebagai calon sistem pencemaan
- germinal sebagai calon gonade.
Pada daerah-daerah tersebut diatas mempunyai potensi untuk membentuk
jaringan/organ. (Gambar 4.)
1. Bidang meridional : bidang tegak melalui polus animalis (PA) dan polus vegetativus (PV)
2. Bidang ekutorial : bidang datar diantara PA dan PV
3. Bidang sagital : bidang yang membagi bagian kanan dan bagian kiri
4. Bidang latitudinal : bidang datar yang terletak diantara bidang ekuatorial dengan PA dan PV
5. Bidang transversal : bidang tegak lurus bidang ekuatorial
Pembelahan awal (I) dan II melalui bidang meridional, sedang pembelahan III melalui bidang ekuatorial.
Jenis-jenis pembelahan:
1. Holoblastik: pembelahan terjadi pada semua bagian yang biasanya terjadi pada telur yang isolesital atau telolesital sedang contoh pada Amphioxus, Amphibia. Holoblastik ada yang radial (sea urchin), bilateral (Amphibia), spiral (molusca) rotational (mamal)
2. Meroblastik: pembelahan terjadi hanya pada bioplasma (daerah animalis), bagian
deutoplasma tidak membelah meroblastik ada 2 macam yaitu meroblastik discordal (pada burung, reptil) dan superfisial (pada serangga). Pembelahan ini umumnya terjadi pada telur yang
sentrolesital dan telolesital berat (Gambar 1. dan Gambar 2.)
Setelah terjadi pembelahan yang cepat sampai terbentuk morula yang padat, maka pembelahan selanjutnya akan membentuk rongga disebut blastocoel. Dinding rongga tersebut terdiri sel-sel (blastomer) yaitu sebagai sel formatif pembentuk badan embrio dan sel auxilary pembentuk selaput embrio. Blastomer di daerah animal lebih kecil (mikromer) dan pada di daerah vegetal (makromer). Berdasarkan bentuknya blastula ada yang bulat (blastosphere), pipih/cakram (discoblastula) dan gelembung (blastocyst). Sedangkan atas dasar strukturnya maka terdapat blastula berongga (coeloblastula), blastula masif (stereoblastula), blastula dengan lapisan sel (blastoderm).
Beberapa contoh:
1. Pada ikan: pembelahan terjadi secara holoblastik, meskipun pada daerah vegetal lebih lambat. Blastema pada polus vegetativus relatif lebih besar sebabyolk lebih banyak, sedang pada polus animalis lebih kecil dan membentuk blastoderm. Blastula bertipe discoblastula dengan rongga
yang relatif sempit. Blastoderm ada yang membentuk blastodisc.
Periblast merupakan kelompok sel yang membentuk lapisan sinsitial yang menyelubungi yolk yang tidak ikut membelah. Periblast berfungsi membantu memobilisasi yolk untuk pertumbuhan embrio.
2. Pada Amphibia: pembelahan terjadi secara holoblatik, blatomer pada polus animalis membelah lebih cepat dari pada polus vegetativus karena yolk lebih banyak pada polus vegetativus. Blastocoel letak eksentrik (mendekati polus animalis). Di daerah ekuatorial blatomer membentuk “germ ring”.
3. Pada Reptil dan Ayes: pembelahan terjadi secara meroblastik discordal karena yolk lebih banyak. Blastoderm (disebut juga blastodisc) terpisah dengan yolk. Blastoderm terpisah dari yolk oleh rongga subgerminal. Blastula bertipe discoblastula, dengan rongga pipih. Blastomer pada bagian dorsal
blastocoel disebut epiblast, pada bagian lateral disebut periblast dan pada bagian ventral disebut hypoblast.
4. Pada Mamal: stadium blastula pada mamal disebut blastocyst, dengan rongga bulat. Blastoderm akan membentuk “inner cell mass” (1CM) yang kemudian akan menjadi embrio dan diluar yolk akan membentuk tropoblast yang akan menjadi selaput extraembrional (membran choriovitelus dan
chorioalantois). (Gambar 3.) Pada akhir stadium blastula, daerah-daerah tertentu akan menjadi calon pembentuk organ tertentu (dikenal sebagai peta nasib). Pada blastula katak daerah-daerah
tersebut ialah:
- epidermal sebagai calon kulit
- neuroektodermal sebagai calon sistem saraf
- lamina prechordalis sebagai calon kepala
- chorda mesoderm sebagai calon chorda dorsalis
- mesodermal sebagai calon somit
- endodermal sebagai calon sistem pencemaan
- germinal sebagai calon gonade.
Pada daerah-daerah tersebut diatas mempunyai potensi untuk membentuk
jaringan/organ. (Gambar 4.)
c. Gastrula, Neurulasi dan Selaput Embrio
Gastrulasi
merupakan stadium perkembangan yang sel-selnya
membentuk lapisan lembaga (germ layer) yang
terdapat di seki tar tubulus endodermal
(usus primitif). Ruang tertutup di dalam usus
primitif tersebut dikenal dengan gastrocoel
atau archenteron. Neurulasi merupakan proses
pembentukan tubulus ektodermal (canalis neuralis). Di
dalam tubulus ini terdapat ruangan yang disebut neurocoel. Gastrulasi dan
neurulasi sebagian besar merupakan proses
penyusunan kembali sel-sel blastula di dalam
embrio. Selama proses tersebut, 3 lapisan
lembaga akan terbentuk yang merupakan ciri khas primi
tif dan mesoderm terdapat diantara 2 lapisan tersebut. Selain gastrula
mempunyai 3 lapisan (triploblastik) tersebut
yang umumnya pada Vertebrata, juga terdapat gastrula
dengan 2 lapisan (diploblastik) yang terdapat pada sea urchin. Pada
pembelahan ditandai dengan pembelahan sel,
dan pada gastrulasi ditandai dengan penyusunan
kembali seluruh sel yaitu dengan terjadi
gerakan sel (gerakan morfogenesis). Gerakan sel
dapat berlangsung dipermukaan embrio (epiboli)
dan dapat pula berlangsung di dalam embrio
(emboli). Epiboli meliputi ektensi (melebar) dan
elongasi (memanjang). Sedang emboli meliputi;
invaginasi (melekuk), evaginasi (menonjol), involusi (melekuk
dan memutar), ingresi (muncul dan lapisan), convergensi (menyempit), divergensi
(melebar), delaminasi (tergeser dan sekitamya) dan intercalasi (terdesak).
(Gambar 1 . dan Gambar 2.)
Gerakan sel kearah dalam diawali oleh sel permukaan yaitu ektoderm. Pada permukaan, ektoderm menebal menjadi lempeng neural yang memanjang pada sisi dorsal sumbu anterior posterior embrio. Pada bagian tepi lempeng neural akan tumbuh ke dorsal membentuk lipatan neural. Lempeng neural akan bertemu dan bergabung pada bagian dorsal membentuk canalis neuralis yang menyelubungi neurocoel. Canalis neuralis akan terdiferensiasi membentuk encephalon dan medulla spinalis.
Selama lipatan neural bergabung, beberapa sel pada lipatan ektoderm memisahkan diri membentuk kelompok sel disebut neural crest. Endoderm merupakan derivat sel-sel yang bergerak masuk dan permukaan luar blastula. Endoderm yang pertama kali terbentuk membentuk dinding usus yang yang terbentang dari anterior sampai posterior embrio. Mesoderm juga merupakan derivat dan sel-sel yang bergerak dari permukaan luar blastula. Proliferasi sel-sel mesodermal akan menyebar masuk jaringan di dalam tubuh diantara ektoderm luar dan endoderm dalam. (Gambar 3.)
Selaput extraembrional berasal dari tropoblast. Selaput extraembrional meliputi kantong yolk, amnion, khorion dan allantois. Amnion, khorion dan allantois dijumpai hanya pada reptil, ayes dan mamal. Kantong yolk kebanyakan pada yang masih primitif. Kantong yolk mengitari yolk, kemudian kosong menjadi usus tengah dan dilapisi oleh endoderm. Kantong yolk kaya vascularisasi melalui arteria vitelina dan vena vitelina. Tetes-tetes yolk di dalam kantong selalu dicerna oleh enzim yang
disekresi oleh lapisan pada kantong yolk dan dibawa ke embno melalui vena vitelina.
Kantong yolk mengecil seiring dengan pertumbuhan embrio. (Gambar 4.)
Pada embrio reptil, ayes dan mamal berkembang 2 selaput yaitu amnion dan khorion.
Kedua selaput tersebut dibentuk pada saat pelipatan ke dorsal dari somatopleura dan kemudian akan saling bertemu membentuk amnion yang mengelilingi embnio. Khonion dibentuk dari pertumbuhan somatopleura yang mengelilingi amnion dan kantong yolk. Di dalam amnion berisi cairan amnion yang mengandung air metabolik dari jaringan embrio. (Gambar 5.)
Allantois merupakan suatu kantong extraembrional yang berkembang dari proses evaginasi bagian ventral cloaca. Perkembangan berikutnya akan menempel pada permukaan dalam khorion membentuk selaput khorioalantois. Pada mamal selaput khorioallantois menempel langsung pada dinding uterus sehingga membentuk plasenta khorioallantois; yang berfungsi untuk membawa nutrisi dari induk ke embrio dan membawa sisa matabolisme dari embrio ke induk. Pada amniota, sebagian besar
allantois yang berbatasan langsung dengan bagian proximal cloaca akan menjadi vesica urinaria, sedang dengan bagian distal membentuk urachus. Plasenta merupakan organ pada hewan vivipar dimana jaringan induk dan jaringan embrio berkaitan sangat erat dan saling mengalirkan diantara induk dengan embrio.
Gerakan sel kearah dalam diawali oleh sel permukaan yaitu ektoderm. Pada permukaan, ektoderm menebal menjadi lempeng neural yang memanjang pada sisi dorsal sumbu anterior posterior embrio. Pada bagian tepi lempeng neural akan tumbuh ke dorsal membentuk lipatan neural. Lempeng neural akan bertemu dan bergabung pada bagian dorsal membentuk canalis neuralis yang menyelubungi neurocoel. Canalis neuralis akan terdiferensiasi membentuk encephalon dan medulla spinalis.
Selama lipatan neural bergabung, beberapa sel pada lipatan ektoderm memisahkan diri membentuk kelompok sel disebut neural crest. Endoderm merupakan derivat sel-sel yang bergerak masuk dan permukaan luar blastula. Endoderm yang pertama kali terbentuk membentuk dinding usus yang yang terbentang dari anterior sampai posterior embrio. Mesoderm juga merupakan derivat dan sel-sel yang bergerak dari permukaan luar blastula. Proliferasi sel-sel mesodermal akan menyebar masuk jaringan di dalam tubuh diantara ektoderm luar dan endoderm dalam. (Gambar 3.)
Selaput extraembrional berasal dari tropoblast. Selaput extraembrional meliputi kantong yolk, amnion, khorion dan allantois. Amnion, khorion dan allantois dijumpai hanya pada reptil, ayes dan mamal. Kantong yolk kebanyakan pada yang masih primitif. Kantong yolk mengitari yolk, kemudian kosong menjadi usus tengah dan dilapisi oleh endoderm. Kantong yolk kaya vascularisasi melalui arteria vitelina dan vena vitelina. Tetes-tetes yolk di dalam kantong selalu dicerna oleh enzim yang
disekresi oleh lapisan pada kantong yolk dan dibawa ke embno melalui vena vitelina.
Kantong yolk mengecil seiring dengan pertumbuhan embrio. (Gambar 4.)
Pada embrio reptil, ayes dan mamal berkembang 2 selaput yaitu amnion dan khorion.
Kedua selaput tersebut dibentuk pada saat pelipatan ke dorsal dari somatopleura dan kemudian akan saling bertemu membentuk amnion yang mengelilingi embnio. Khonion dibentuk dari pertumbuhan somatopleura yang mengelilingi amnion dan kantong yolk. Di dalam amnion berisi cairan amnion yang mengandung air metabolik dari jaringan embrio. (Gambar 5.)
Allantois merupakan suatu kantong extraembrional yang berkembang dari proses evaginasi bagian ventral cloaca. Perkembangan berikutnya akan menempel pada permukaan dalam khorion membentuk selaput khorioalantois. Pada mamal selaput khorioallantois menempel langsung pada dinding uterus sehingga membentuk plasenta khorioallantois; yang berfungsi untuk membawa nutrisi dari induk ke embrio dan membawa sisa matabolisme dari embrio ke induk. Pada amniota, sebagian besar
allantois yang berbatasan langsung dengan bagian proximal cloaca akan menjadi vesica urinaria, sedang dengan bagian distal membentuk urachus. Plasenta merupakan organ pada hewan vivipar dimana jaringan induk dan jaringan embrio berkaitan sangat erat dan saling mengalirkan diantara induk dengan embrio.
Plasenta
terdiri:
1.
selaput extraembrional (kantong yolk, selaput khoriovetelina, selaput
khorioallantois atau khorion).
2. berkaitan erat dengan dinding uterus induk yang kaya vascularisasi.
Pada marsupialia, dan kebanyakan ungulata, selaput extraembrional tidak melekat erat dengan dinding uterus sehingga pada waktu kelahiran mudah lepas, keadaan ini dikenal dengan plasenta nondesiduata. Sedangkan plasenta desiduata, jika villi khorion melekat erat dan terinvasi ke dalam jaringan uterus sehingga pada saat kelahiran terjadi pendarahan. Atas dasar penyebaran villi khorion pada permukaan kantong khorion maka ada beberapa macam plasenta antara lain: plasenta
kotiledonaria (villi terkumpul sebagai bercak-bercak) pada kuda & sapi, plasenta zonaria (villi berbentuk seperti sabuk) pada kucing & anjing, plasenta diskoidal (villi berbentuk seperti cakram) pada beruang & manusia, plasenta difusa (villi tersebar merata) pada babi. (Gambar 6.)
2. berkaitan erat dengan dinding uterus induk yang kaya vascularisasi.
Pada marsupialia, dan kebanyakan ungulata, selaput extraembrional tidak melekat erat dengan dinding uterus sehingga pada waktu kelahiran mudah lepas, keadaan ini dikenal dengan plasenta nondesiduata. Sedangkan plasenta desiduata, jika villi khorion melekat erat dan terinvasi ke dalam jaringan uterus sehingga pada saat kelahiran terjadi pendarahan. Atas dasar penyebaran villi khorion pada permukaan kantong khorion maka ada beberapa macam plasenta antara lain: plasenta
kotiledonaria (villi terkumpul sebagai bercak-bercak) pada kuda & sapi, plasenta zonaria (villi berbentuk seperti sabuk) pada kucing & anjing, plasenta diskoidal (villi berbentuk seperti cakram) pada beruang & manusia, plasenta difusa (villi tersebar merata) pada babi. (Gambar 6.)
C. Cara
meningkatkan motivasi mahasiswa pada mata kuliah perkembangan hewan
1.Inget Amanah Dari Orang Tua
Sebaiknya yang pertama dilakukan
adalah inget orang tua. Amanah dari orang tua adalah yang pertama yaitu
“kuliah”. Bukan pacaran, bukan oranisasi, bukan asisten, dan bukan kerja, dan
bukan yang lain. Kalau kita bisa merasakan bagaimana orang tua mencari biaya
kuliah pasti hati anak manusia mana yang tidak tersentuh. Banyak hal yang tidak
diketahui anak-anak mahasiswa tentang finansial yang diterimanya dari orang tua.Tidak sedikit pengorbanan yang diberikan
orang tua agar anaknya bisa kuliah.
2. Perbanyak Ibadah
Perbanyak ibadah agar selalu
dekat dengan Allah SWT. Percayalah hanya Dia maha pemberi petunjuk bagi
makhluk-Nya yang sedang dilanda masalah. Allah tidak akan memberi cobaan diluar
kemampuan makhluknya. Memperbanyak ibadah ini bisa dilakukan dengan cara
perbanyak dzikir, sholat sunah, baca al-Quran.
3.Cari Saingan
Mencari saingan ini berarti
mengadu kemampuan kita dengan kemampuan seseorang agar kita mempunyai motivasi
yang mendorong kita lebih giat belajar. Sehingga dari hal itu kita mau tidak
mau berusaha keras agar kita mengungguli hasil yang didapat si X. Namun dalam
batas yang wajar atau sportif.
4.Baca Buku-Buku Motivasi
Hal berikutnya yang dapat
memotivasi didalam kuliah adalah membaca buku-buku motivasi. Dalam membaca buku
motivasi target yang harus diraih adalah “agar kita mendapat motivasi”, hanya
itu. Kita tidak perlu mentargetkan haru membaca minimal 50 lembar perhari hanya
untuk membaca tapi kita tidak tau inti yang kita baca karena terlalu banyak
yang harus dipahami di kepala kita. Tidak perlu seperti itu. Sekali lagi
tujuannya adalah “agar kita mendapat motivasi”, titik. Kalupun kita hanya
membaca beberapa lembar saja dan kita sudah termovisi ya sudah itu adalah
tujuan utama. Silahkan jikalau mau diteruskan atau tidak yang penting target
atau kita sudah tercapai.
5.Buat Jadwal Belajar
Buat jadwal belajar secara
spesifik dengan toleransi waktu sesuai kebutuhan. Seumpama anda adalah seorang
mahasiswa jadwalkan aktifitas anda selama seminggu.
6. Baca Buku Pedoman Akademis
Bila anda membuka buku pedoman
akademis disitu terdapat mata kuliah dan jumlah SKS yang harus ditempuh baik
persemester maupun selama kuliah. Disana anda dapat mengira-ira berapa SKS yang
harus diambil pada semester depan, depan, dan depannya lagi. Perlu strategi
untuk memikirkan kedepan nasib kuliah anda. Maka dari itu memikirkan hal yang
akan terjadi selama anda kuliah perlu dipikirkan sejak dini. Karena ini
menyangkut masa depan anda.
Daftar
pustaka
Angin, Riyan.(
30 juli 2017) . Model pembelajaran berbasis peta pikiran. Diperoleh dari https://www.inspirasi.co/siprianusangin/33349_model-pembelajaran-berbasis-peta-pikiran
(Rabu, 27 Mei 2013). Perkembangan Hewan. Diperoleh dari https://biolog-indonesia.blogspot.co.id/2013/05/perkembangan-hewan.html
Tri, Andy. (31 mei
2009). Meningkatkan motivasi kuliah. Diperoleh dari https://andytri.wordpress.com/2009/05/31/cara-meningkatkan-motivasi-kuliah-part-1/