MAKALAH
STRUKTUR
HEWAN TENTANG
TIKUS
WISTAR
DISUSUN
OLEH
NAMA:
Rodiyatul fili
NPM:
1503004
Prodi:
Pendidikan Biologi
Sekolah
Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan
Tunas
Palapa
2016/2017
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dan juga saya berterima kasih pada Ibu
Hesti Wahyuningsih S.Pd, M.Pd selaku
Dosen mata kuliah struktur hewan yang telah memberikan tugas ini.
saya
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan laporan yang telah saya
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya.
DAFTAR
ISI
Halaman Judul.........................................................................................
Kata pengantar..........................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................
Pendahuluan............................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................
Pembahasan.............................................................................................
D. Klasifikasi Tikus wistar...................................................................
E. Cara perkembangbiakkan tikus wistar.............................................
F. Tempat tinggal dan makanan tikus wistar........................................
G. Peranan tikus wistar dalam penelitian............................................
H. Fungsi iodium dan selenium.........................................................
Penutup....................................................................................................
Daftar Pustaka..........................................................................................
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Hewan
laboratorium atau hewan percobaan adalah hewan yang sengaja dipelihara dan
diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model guna mempelajari dan
mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau pangamatan
laboratorik. Tikus termasuk hewan mamalia, oleh sebab itu dampaknya terhadap
suatu perlakuan mungkin tidak jauh berbeda dibanding dengan mamalia lainnya
(Smith and Mangkoewidjojo, 1988). Tikus merupakan hewan laboratorium yang
banyak digunakan dalam penelitian dan percobaan antara lain untuk mempelajari
pengaruh obat-obatan, toksisitas, metabolisme, embriologi maupun dalam
mempelajari tingkah laku (Malole dan Pramono, 1989).
Oleh
karena itu, makalah ini dibuat untuk membahas tentang tikus wistar, agar semua
pembaca tahu apa itu tikus wistar.
B.
Rumusan
masalah
1. Apa
itu tikus Wistar?
2. Bagaimana
bagian-bagian tubuh tikus Wistar ?
3. Bagaimana
cara perkembangbiakkan tikus Wistar?
4. Dimana
tempat tinggal dan apa saja makanan tikus Wistar?
5. Apa
saja peranan tikus Wistar dalam penelitian?
6. Apa
saja Fungsi Iodium dan Selenium?
C.
Tujuan
1. Mengetahui
apa itu tikus Wistar
2. Mengetahui
bagian-bagian tubuh tikus Wistar
3. Mengetahui
cara perkembangbiakkan tikus Wistar
4. Mengetahui
dimana tempat tinggal dan apa saja makanan tikus Wistar
5. Mengetahui
peranan tikus Wistar dalam penelitian
6. Mengetahui
Fungsi Iodium dan Selenium
PEMBAHASAN
A.
Klasifikasi Tikus wistar
Menurut Robinson (1979), taksonomi tikus laboratorium
adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Animal
Filum : Chordata
Subfilum
: Vertebrata (Craniata)
Kelas : Mamalia
Subkelas
: Theria
Infrakelas
: Eutharia
Ordo
: Rodentia
Subordo
: Myomorpha
Superfamili : Muroidea
Famili
: Muridae
Subfamili
: Murinae
Genus
: Rattus
Spesies : Rattus sp.
B.
Cara perkembangbiakkan tikus wistar
Tikus adalah hewan Mamalia, artinya ia menyusui
anaknya dan berkembang biak dengan cara melahirkan atau Vivipar. Tikus mulai
melakukan reproduksi atau kembang biak pada usia 2 sampai dengan 3 bulan masa
hidupnya. Tikus betina mengalami masa kehamilan selama 19 sampai dengan
21 hari.
Seekor Tikus betina bisa melahirkan 5 sampai dengan 10
ekor bayi Tikus setiap melahirkan, Dalam setahun ia bisa melahirkan 5
sampai dengan 10 kali. Menariknya, Tikus juga akan kawin lagi setelah 48 jam
pasca melahirkan. Dengan perbandingan ini, sepasang Tikus bisa menghasilkan
keturunan sebanyak 10.000 hingga 15.000 ekor Tikus baru dalam setahun.
C.
Tempat tinggal dan makanan tikus
wistar
Kebutuhan pakan bagi seekor tikus setiap harinya kurang lebih sebanyak 10%
dari bobot tubuhnya jika pakan tersebut berupa pakan kering dan dapat
ditingkatkan sampai 15% dari bobot tubuhnya jika pakan yang dikonsumsi berupa
pakan basah. Kebutuhan minum seekor tikus setiap hari kira-kira 15-30 ml air.
Jumlah ini dapat berkurang jika pakan yang dikonsumsi sudah banyak mengandung
air (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).
Rata-rata pemberian pakan harian untuk tikus Sprague- Dawley selama
periode pertumbuhan dan reproduksi mendekati 15-20 g untuk jantan dan 10-15 g
untuk betina (National Research Council, 1978).
Smith dan Mangkoewidjojo (1988) menyatakan bahwa pada kondisi dimana pakan
diberikan dalam jumlah yang sangat terbatas maka tikus dapat mengurangi konsumsi
energinya, tetapi jika nafsu makan berlebih, tikus dapat meningkatkan
penggantian energi. Adapun kriteria yang umum digunakan dalam memperkirakan
kecukupan nutrisi makanan antara lain pertumbuhan, reproduksi, pola tingkah
laku, kesediaan nutrisi, aktivitas enzim, histologi jaringan dan kandungan asam
amino serta protein dalam jaringan (National Research Council, 1978).
Pakan yang diberikan pada tikus umumnya tersusun dari
komposisi alami dan mudah
diperoleh dari sumber daya komersial. Namun demikian,
pakan yang diberikan pada
tikus sebaiknya mengandung nutrien dalam komposisi
yang tepat. Pakan ideal untuk
tikus yang sedang tumbuh harus memenuhi kebutuhan zat
makanan antara lain protein
12%, lemak 5%, dan serat kasar kira-kira 5%, harus
cukup mengandung vitamin A,
vitamin D, asam linoleat, tiamin, riboflavin, pantotenat,
vitamin B12, biotin,
piridoksin dan kolin serta mineral-mineral tertentu
(Smith dan Mangkoewidjojo,
1988).
Menurut McDonald (1980), protein pakan yang diberikan
pada tikus harus
mengandung asam amino essensial yaitu : Arginin,
Histidin, Isoleusin, Leusin,
Methionin, Fenilalanin, Treonin, Tryptofan, dan Valine.
Selain nutrisi, hal lain yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan tikus putih
sebagai hewan percobaan adalah
perkandangan yang baik. Kandang yang digunakan untuk
pemeliharaan tikus biasanya
berupa kotak yang terbuat dari metal atau plastik. Tutup
untuk kandang berupa kawat
dengan ukuran lubang 1,6 cm2. Alas kandang terbuat dari guntingan kertas, serutan
kayu, serbuk gergaji atau tongkol jagung yang harus
bersih, tidak beracun, tidak
menyebabkab alergi dan kering. Temeperatur ideal
kandang yaitu 18-27oC atau rata
rata 22oC dan kelembaban realtif
40-70% (Malole dan Pramono, 1989).
D.
Peranan tikus wistar dalam
penelitian
Keunggulan
tikus putih dibandingkan tikus liar antara lain:
1.Lebih cepat
dewasa.
2.Tidak memperlihatkan
perkawinan musiman.
3.Umumnya
lebih cepat berkembang biak.
4. Kelebihan
lainnya sebagai hewan laboratorium adalah sangat mudah ditangani, dapat
ditinggal sendirian dalam kandang asal dapat mendengar.
5. Harga
tikus wistar lebih relatif murah di bandingkan kelinci, kucing ataupun kera.
E.
Fungsi iodium dan selenium
fungsi iodium yaitu sebagai iodida, diperlukan untuk sintesis hormon tiroid, yang meregulasi
perkembangan dan metabolisme. (Mary E. Barasi, 2007 ).
fungsi selenium yaitu komponen glutation peroksidase, suatu
antioksidan penting dalam tubuh dan defisiensi saat ini telah dihubungkan dengan kardiomiopati yang kasus beratnya terkait
dengan nekrosis multipel di seluruh otot jantung akan tetapi, kasus ini jarang
terjadi(Mary E. Barasi, 2007).
berperan
dalam fungsi sistem imun, merupakan kofaktor diodinasi yang
mengubah hormone T4 menjadi
hormone T3 dan juga mengubah T3 menjadi T2. Melindungi membran
sel yang terbuat dari lemak untuk mencegah terjadinya peroksidasi.( Stipanuk
MH, 2006)
DAFTAR
PUSTAKA
Karliana,
Deantari. (2 Maret 2017). Tikus Wistar. Diperoleh dari
(9 desember 2013). Tikus Putih. Di peroleh dari http://rattusnovergicus.blogspot.co.id/
Praditha, Alfi. Fungsi iodium dan selenium. Diperoleh
dari http://www.academia.edu/33176556/Iodium_and_selenium
Tidak ada komentar:
Posting Komentar