Senin, 03 September 2018

Laporan praktikum biologi tentang telur ayam kampung




LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI




DISUSUN OLEH
Nama: Rodiyatul Fili
Prodi: Pendidikan Biologi
NPM: 1503004


Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan
Tunas Palapa
Lampung Tengah

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan laporan praktikum biologi ini. Dan juga saya berterima kasih pada Ibu Hesti Wahyuningsih S.Pd, M.Pd  selaku Dosen  yang telah memberikan tugas ini.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.



DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................
Kata pengantar.........................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................
Tujuan.....................................................................................................
Hasil Pengamatan ...................................................................................
Pembahasan.............................................................................................
A.   Klasifikasi ayam kampung............................................................
B.   Proses telur yang di erami.............................................................
C.   Manfaat ayam kampung................................................................
D.   Perbedaan telur yang vertil dan non vertil....................................
E.    Perbedaan telur yang dierami dan tidak dierami...........................
Penutup....................................................................................................
Daftar Pustaka..........................................................................................
lampiran     




TUJUAN
1.     Tujuan praktikum
a.       Dapat mengetahui telur yang vertil dan non vertil
b.      Dapat mengetahui proses telur yang di erami sampai menetas

2.     Alat dan bahan
a.       2 telur ayam kampung, 1 di erami dan 1 nya tidak dierami
b.      Lampu Bohlam
c.       Kardus kecil
d.      Tissue
e.       Gunting

3.     Cara kerja
a.       Bola lampu dinyalakan dengan terang kemudian di tutup dengan kardus yang telah di lubangi permukaan bagian atasnya.
b.      Pada bagian kardus , letakkan tissue dan letakkan telur di atas tissue tersebut.
c.       Amatilah bagian dalam telur yang terlhat transparan akibat efek dari cahaya bola lampu.
d.      Kemudian bedakan telur yang vertil dan non vertil.
e.       Apabila telur tersebut sudah terbentuk embrio, maka buka lah telur dengan mengupas cangkangnya dan lihat bentuk embrio yang ada di dalamnya.
f.       Selanjutnya setelah selesai pengamatan, gambarlah hasil pengamatan tersebut di kertas laporan sementara berserta keterangannya.
g.     Kemudian buatlah laporan pada blog pribadi anda.




HASIL PENGAMATAN

1.      Bentuk telur yang di erami yaitu berbentuk lonjong.
2.      Bentuk telur yang tidak di erami yaitu berbentuk oval.
3.      Usia telur yang di erami sudah berusia hari ke 14 sejak di erami.
4.      Usia telur yang tidak di erami berusia sehari atau hari pertama ayam bertelur.
5.      Telur yang tidak erami di taruh di lampu bercahaya berarti non vertil.
6.      Telur yang di erami terlihat tertutup cahaya bola lampu dan menggambarkan di dalam telur terdapat embrio yang berumur hari ke 14 ( 2 minggu).
7.      Kebersihan kulit telur yang di erami sedikit kotor, sedangkan yang tidak di erami terlihat bersih.




PEMBAHASAN
A.   Klasifikasi ayam kampung
Ayam kampung adalah sebutan di Indonesia bagi ayam peliharaan yang tidak ditangani dengan cara budidaya massal komersial serta tidak berasal-usul dari galur atau ras yang dihasilkan untuk kepentingan komersial tersebut.

Klasifikasi Ayam kampung

Kingdom  : Animalia
Filum        : Chordata
Kelas        : Aves
Ordo         : Galliformes
Famili      : Phasianidae
Genus      : Gallus
Spesies    : G. Gallus

B.   Proses telur yang di erami
Bagi anda yang ingin mengetahui proses telur ayam sampai menetas sehingga menghasilkan anak ayam, maka anda bisa melihat prosesnya dari keadaan saat kuning telur hingga  tumbuhnya embrio yang menjadi besar atau bentuk anak ayam yang utuh.  Usia telur ayam menetas adalah 21 hari yang baru lahir hingga menjadi anak ayam.
Dibawah ini adalah gambaran secara garis besar dari perkembangan embrio ayam selama 21 hari. Masa pengeraman sampai menetas dan terlihat anak ayam yang mungil.


Perhatikanlah gambar di bawah ini mengenai proses penetasan pada telur ayam :
1.      Kuning telor pada keadaan awal
Pada saat ini sejumlah proses dari pembentukan sel mulai terjadi, sel permulaan dari system pencernaan mulai terbentuk pada jam ke 18 selanjutnya pada jam-jam berikutnya secara terus menerus sampai pada jam ke 24, akan mulai juga terbentuk sel pada jaringan otak lalu sel permulaan tulang belakang formasi bagian kepala, formasi antara jaringan otak serta jaringan syaraf formasi awal syaraf mata dan sel permulaan untuk darah.

2.      Coba anda lihat perubahan yang ada pada bentuk kuning telor
 
3.      Bentuk kulit pada kuning telor mulai pecah meski belum terlihat merata semua

Pada proses ini Embrio bergeser kekiri dan mulai terlihat saluran darah pada bagian kuning telur perkembangan sel dari jam k3 25 sampai pada jam ke 48 dengan secara beruntun ialah pembentukan dari pembuluh darah halus serta jantung. Seluruh jaringan otak mulai terbentuk dan cairan mulai terlihat dan formasi tenggorokan mulai terbentuk.
4.      Kuning telor tinggal sebagian saja
5.      Sekarang lihat kunig telor semakin kelihatan mulai berkurang
6..    mbrio sekarang sudah mulai jelas seiring dengan hilangnya kuning telor

Pada proses ini sudah terlihat mulai pembentukan dari formasi hidung sayap dan juga kaki serta jaringan pernafasan seluruh bagian dari embrio sudah tertutup selaput cairan.

7. Embrio sudah mulai terlihat walaupun sedikit


8. Embrio semakin jelas kelihatan

9. Bentuk embrio yang sering membesar

10. Semakin jelas terlihat mata dari embrio


11. Sekarang embrio terlihat melepaskan diri dari cangkang

Sekarang sudah terlihat jari kaki dan sayap mulai terbentuk dan juga perut terlihat mulai menonjol jarena jeroan mulai berkembang serta pembentukan bulu juga di mulai pada masa seperti ini embrio sudah terlihat seperti burung dan sudah terlihat mulutnya mulai terbuka
12. Sekarang udah Nampak embrio seperti anak ayam

13. Sekarang kulit ayam sudah menetas dan bisa mulai mencari makan dan tumbuh dewasa


Itulah tadi proses telur yang akan menetas dari tahap yang pertama sampai akhir.

C.   Manfaat ayam kampung
1.     Dagingnya bisa di konsumsi
2.     Bulunya bisa dijadikan kemoceng
3.     Memiliki nilai jual untuk ekonomi masyarakat
4.     Dijadikan hewan peliharaan
5.     Telurnya bisa dikonsumsi

D.   Perbedaan telur yang vertil dan non vertil
Untuk mendapatkan telur tetas fertil tentunya bukan hal yang sulit, karena kita mempunyai indukan yang kita ketahui jenis makanannya, perbandingan pejantan dan betinanya, apalagi kalau kita menggunakan perkawinan dengan sistem inseminasi buatan, kita akan lebih mudah mengetahui apakah telur itu dibuahi atau tidak.
Ciri-ciri telur tetas yang fertil atau dibuahi oleh pejantan hanya dapat dilihat dengan cara peneropongan setelah telur berada dalam mesin tetas beberapa hari.

Untuk mengetahui telur yang fertil atau tidak sebelum masuk ke dalam mesin tetas adalah hal yang susah diterima logika.

Supaya telur yang akan kita tetaskan mempunyai tingkat fertilitas yang tinggi, kita harus mengetahui beberapa hal seperti di bawah ini:

Telur Dari Hasil Perkawinan
Apabila kita membeli telur tetas dari peternak, pastikan telur tetas yang kita beli merupakan telur tetas dari peternakan yang mempunyai pejantan dengan perbandingan yang ideal antara pejantan dan betina adalah 1:8.
Dengan demikian maka telur yang kita tetaskan kemungkinan besar adalah telur fertil.

Perhatikan Fisik
Telur
Bentuk fisik telur sangat berpengaruh pada fertilitas dan daya tetas telur itu sendiri.
Usahakan membeli telur tetas dengan kerabang yang tidak terlalu tebal, memilih telur yang bersih, telur yang tidak retak,bentuk telur yang ideal.
Kerabang telur yang terlalu tebal akan menyulitkan pada proses pecahnya kerabang telur waktu penetasan, biasanya embrio mengalami kematian di dalam kerabang telur karena kesulitan memecah kerabang telur.
Telur yang kurang bersih akan mudah dimasuki kuman-kuman bibit penyakit, mengingat kerabang telur memiliki pori-pori untuk pernafasan embrio yang ada di dalam telur. Telur yang retak sebaiknya jangan ditetaskan karena tidak akan bisa menetas.
Bentuk telur yang ideal juga berpengaruh pada penetasan.

Lama Penyimpanan Telur
Lama penyimpanan telur sangat mempengaruhi daya tetas telur.
Telur yang disimpan terlalu lama akan membunuh embrio yang ada di dalamnya, dengan demikian maka telur tidak akan menetas.
Lama penyimpanan telur tetas sebaiknya kurang dari 7 hari. Tanyakan kepada penjual telur, berapa lama telur tersebut disimpan. Semakin lama telur disimpan, maka fertilitas dan daya tetasnya akan menurun bahkan mendekati angka nol.
Ciri-ciri telur yang fertil atau dibuahi hanya dapat diketahui dengan cara meneropongnya pada hari ke 4 setelah telur berada pada mesin tetas. Akan terasa lebih mudah lagi apabila kita meneropongnya pada saat telur berada dalam mesin tetas pada hari ke 7.
Kita tidak dapat mengetahuinya sebelum telur ditetaskan, meskipun telur itu berasal dari induk yang dikawini oleh pejantan, karena mata kita mempunyai keterbatasan dalam melihat sesuatu yang lebih kecil seperti contohnya sel telur. Kita hanya dapat mengusahakan supaya tingkat fertilitas telur lebih tinggi dengan daya tetas telur yang juga lebih tinggi.
Jadi telur yang tidak terbentuk embrio merupakan telur yang non vertil, kita bisa mengetahuinya dari hari ke 4 sejak berada di mesin tetas.

E.   Perbedaan telur yang dierami dan tidak dierami
1.      Telur yang di erami memiliki berat yang berbeda dengan telur yang belum di erami.
2.      Kebersihan telur yang di erami dan tidak erami terlihat jelas. Telur yang di erami biasanya kotor, sedang telur yang belum di erami masih bersih.
3.      Jika di teropong , telur yang di erami menutupi cahaya dan memperlihatkan gambar embrio yang terbentuk.
4.      Jika di teropong, telur yang tidak di erami terlihat bercahaya.




DAFTAR PUSTAKA

20 september 2016.Proses telur ayam menetas. Di peroleh dari https://tetasan.com/proses-lengkap-telur-ayam-menetas/



LAMPIRAN



1.     Telur yang sebelah kiri merupakan telur yang di erami dan sebelah kanan tidak di erami
2.     Telur yang tidak di erami

3.     Telur yang di erami

4.     Telur yang tidak di erami, saat di dekatkan dengan cahaya

5.     Telur yang di erami, saat di dekatkan dengan cahaya

6.     Telur yang di erami saat di buka cangkangnya




7.     Telur saat di buka keseluruhan


Laporan sementara





Tidak ada komentar:

Posting Komentar