Kamis, 20 Desember 2018

Lalat buah (Drosophila melanogaster)


LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
Perkembangbiakan dan genetika lalat buah
 








Nama: Rodiyatul Fi’li
No. Mahasiswa: 1503004
Prodi: Pendidikan Biologi

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan laporan praktikum biologi ini. Dan juga saya berterima kasih pada Ibu Hesti Wahyuningsih S.Pd, M.Pd  selaku dosen yang telah memberikan tugas ini.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................................
Kata pengantar....................................................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................................
Tujuan..................................................................................................................................
Hasil Pengamatan ...............................................................................................................
Pembahasan.........................................................................................................................
A.    Lalat buah................................................................................................................
B.     Perkembangbiakan lalat buah..................................................................................
C.     Keturunan lalat buah...............................................................................................
Penutup................................................................................................................................
Daftar Pustaka.....................................................................................................................
Lampiran


TUJUAN

1.      TUJUAN PRAKTIKUM
“ mahasiswa mampu mengetahui bagaimana lalat buah berkembang biak”

2.      BENTUK KEGIATAN
a.       Mendisain alat percobaan
b.      Melakukan observasi, pengamatan , diskusi, studi referensi
c.       Menganalisis data dan menyimpulkan

3.      ALAT DAN BAHAN
a.       Toples
b.      Pisang
c.       Ragi
d.      Fernipan
e.       Tape
f.       Kain kasa
g.      Gula merah
h.      Air
i.        sendok

4.      LANGKAH PRAKTIKUM
a.       Mencampurkan gula merah dengan aquadest kemudian memasaknya hingga mendidih
b.      Menghaluskan pisang sampai lumat dengan menggunakan blender
c.       Mencampurkan pisang yang telah di lumat ke dalam air, tape singkong yang sudah di lumatkan, serta gula merah yang sedang mendidih dan mengaduknya sampai rata di atas api yang kecil kemudian mendiamkannya selama 15 menit
d.      Membiarkan adonan hingga mendidih sekitar 15 menit
e.       Melarutkan fernipan ke dalam air dan mencampurkannya ke dalam adonan yang suhunya mulai turun sekitar 40 c
f.       Memasukkan tissue untuk menyerap kelebihan medium di dalam toples
g.      Memasukkan kain kasa ke dalam toples medium sebagai tempat telur ( Drosophila melanagaster)
h.      Memasukkan lalat buah ( Drosophila melanagaster) ke dalam toples medium dengan perbandingan 1:1 untuk setiap toples medium yakni jantan dan betina ( untuk membedakan kelaminnya dapat diamati dengan microskop atau lup)
i.        Beri label keterangan pada toples
j.        Amati dan hitung berapa keturunan yang di hasilkan


HASIL PENGAMATAN
A.   Lalat buah ( Drosophila melanagaster)
No
Perbandingan
Betina
Jantan
Mengalami mutasi
1
Sayap
Melebihi badan dan bentuknya lurus
Melebihi badan dan bentuknya lurus
Normal
2
Mata
Warna matanya orange dan belok
Warna matanya orange dan belok
Mengalami mutasi
3
Tubuh
Berwarna abu-abu
Berwarna abu-abu
Normal
4
Perut
kecil
tumpul
Perut betina mengalami mutasi dan perut jantan normal


PEMBAHASAN

A.   Lalat buah
Berikut adalah klasifikasi dari Lalat Buah
Kingdom         :Animalia
Phyllum           :Arthropoda
Kelas               :Insecta
Ordo                :Diptera
Famil               :Drosophilidae
Genus              :Drosophila
SpesieS            :Drosophila melanogaster

Drosophila melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang masuk ke dalam ordo Diptera, (bangsa lalat).
Spesies ini umumnya dikenal sebagai lalat buah dalam pustaka-pustaka biologi eksperimental (walaupun banyak jenis lalat-lalat buah lainnya) dan merupakan organisme model yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika, fisiologi dan evolusi sejarah kehidupan. D. melanogaster populer karena sangat mudah berbiak (hanya memerlukan waktu dua minggu untuk menyelesaikan seluruh daur kehidupannya), mudah pemeliharaannya, serta memiliki banyak variasi fenotipe yang relatif mudah diamati.



B.   Perkembangbiakan lalat buah
Berikut ini sedikit ulasan ciri-ciri yang dapat membedakan Drosophila melanogaster yang jantan dan betina. Hewan jantan ukuran tubuhnya lebih kecil dibandingkan hewan betina. Ujung abdomen jantan runcing sedangkan ujung abdomen betina tumpul. Selain itu juga dapat dilihat dari bintik hitam pada ujung abdomen yang dimiliki Drosophila melanogaster jantan sedangkan pada betina tidak memiliki bintik hitam pada ujung abdomennya.
Lalat buah mempunyai empat stadium metamorfosis, yaitu telur, larva, pupa, dan imago. Telur lalat buah berbentuk bulat panjang, berwarna putih, dan diletakkan berkelompok 2-15 butir pada buah-buah yang agak tersembunyi atau tidak terkena sinar matahari langsung, serta pada buah yang agak lunak dan permukaannya agak kasar.
Seekor lalat buah betina dapat meletakkan telur 1–40 butir/hari, dengan jumlah 1.200 -1.500 butir. Telur lalat buah berukuran sekitar 0,5 mm. pada ujuang anteriornya, terdapat sebuah lubang yang disebut “micropyle” dan dibatasi oleh dua sampai empat buah tonjolan yang memanjang berbetuk sendok. Telur tersebut dibuahi di dalam tubuh dan sperma masuk melalui “micropyle”. Telur yang baru dikeluarkan, pada umumnya sudah memasuki tahap blastula atau tahap lebih lanjut apabila proses peneluran terganggu.
Telur tersebut mengalami perkembangan selama kurang lebih 24 jam dan menetas menjadi larva. Drosophila melalui tiga tahapan larva, dimana larva makan, tumbuh, dan larva berganti kulit (terkelupas lapisan luarnya yang keras). Larva berwarna putih keruh, berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing.
Larva hidup dan berkembang dalam daging buah selama 6 – 9 hari, menyebabkan buah menjadi busuk. Apabila larva sudah dewasa, kemudian akan keluar dari buah dan memasuki stadium pupa tepat di bawah permukaan tanah. Pupa berwarna kecoklatan, berbentuk oval dengan panjang 5 mm (Anonim , 2008). Pupa (kepompong) berbentuk oval, warna kecoklatan, dan panjangnya 5 mm.  Masa pupa adalah 4—10 hari dan setelah itu keluarlah serangga dewasa (imago) lalat buah. Imago lalat buah rata-rata berukuran 0,7mm x 0,3mm dan terdiri atas kepala, toraks dada, dan abdomen. Toraks terdiri atas 3 ruas; berwarna oranye, merah kecoklatan, coklat, atau hitam dan memiliki sepasang sayap.

C.   Keturunan lalat buah
Pembahasan pada sebuah artikel
Riset pada Lalat: Sperma Mantan Pasangan Bisa Pengaruhi Keturunan
Sydney - Seorang anak tentu mewarisi susunan genetik atau DNA dari kedua orang tuanya. Namun sebuah penelitian mengungkap fakta ini tidak selalu benar, sebab pasangan sebelumnya juga ternyata juga turut punya andil.
Peneliti mengaku menemukan teori ini secara tidak sengaja, saat sedang mengamati lalat buah betina (Telostylinus angusticollis) yang dikawinkan dengan pejantan dalam berbagai ukuran di tahun 2014.
Riset dilakukan selama dua pekan, dan fakta mengejutkan terungkap. "Ukuran anaknya lebih ditentukan oleh ukuran pejantan pertama yang berupaya membuahi si betina, bukan yang menjadi 'ayahnya' saat ini," urai peneliti Prof Russell Bonduriansky dari University of New South Wales seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (5/3/2016).
Ternyata, ketika si betina belum memasuki usia subur namun sudah diajak kawin oleh pejantan, maka sperma si pejantan akan tetap ada di dalam tubuh si betina sampai sel-sel telurnya matang. Barulah setelah itu terjadi pembuahan, sehingga yang mengalami pembuahan terlebih dahulu adalah sperma dari pejantan sebelumnya, bukan yang saat ini menjadi pasangan kawinnya.
Di sisi lain, Bonduriansky meyakini para betina juga diuntungkan oleh situasi ini, sebab tubuh mereka dapat menyimpan sejumlah sperma dari beberapa pejantan yang berbeda untuk kemudian dapat memilih mana sperma terbaik untuk membuahi sel telurnya.

Kesimpulannya, sisa-sisa cairan semen dari mantan pasangan si lalat buah masih bisa memengaruhi keturunan yang dihasilkan, meskipun lalat buah yang dimaksud sudah kawin dengan pejantan lain.
"Para pejantan tampaknya tidak hanya menyumbang DNA untuk membuahi sel telur, tetapi mungkin lebih kompleks dari itu," ungkap Bonduriansky.
Seperti halnya riset lain yang menggunakan lalat buah sebagai obyek percobaan, peneliti percaya teori serupa juga berlaku untuk manusia, walaupun hal itu belum bisa dipastikan kebenarannya.

Menariknya, di zaman Yunani kuno, ada sebuah teori bernama 'telegony' yang diperkenalkan Aristoteles. Entah ada kaitannya atau tidak dengan temuan Bonduriansky, yang pasti 'telegony' ini adalah salah satu alasan mengapa para raja di Yunani masa itu dilarang menikahi para janda karena dikhawatirkan keturunan yang dihasilkan tidak murni 'darah biru.



DAFTAR PUSTAKA

Drosophila melanogaster. Diperoleh dari https://id.wikipedia.org/wiki/Drosophila_melanogaster
Yulita. Eni(8 Agustus 2018). Mengamati perkembangan lalat buah. Diperoleh dari https://karedok.net/modul-buku/referensi/mengamati-perkembangan-lalat-buah-drosophila-melanogaster/
 Sativa, Lilahi Rahma(5 maret 2016). Riset pada lalat buah . di peroleh dari https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3158139/riset-pada-lalat-sperma-mantan-pasangan-bisa-pengaruhi-keturunan


LAMPIRAN


1. semua bahan







2.     ekor lalat buah yang sebentar lg masuk jebakan

3.     siap di teliti


Rabu, 12 Desember 2018

observasi cacat genetika


LAPORAN OBSERVASI TENTANG CACAT GENETIK











DISUSUN OLEH
Rodiyatul Fili
1503004
Pendidikan Biologi


Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan
Tunas Palapa
2018/2019


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji hanya bagiNya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, dan juga kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Puji  syukur Alhamdulilah saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya. Sehingga penulisan laporan observasi ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.

Laporan dengan judul laporan tentang observasi cacat genetik”
Sebagai tugas mata kuliah Genetika. Dalam penulisan laporan ini saya banyak menerima bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan observasi ini masih jauh dari sempurna, karena masih banyak kekurangan dan kesalahan.  Maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk meyempurnakan laporan ini. Dengan laporan observasi ini, penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis serta pembaca pada umumnya.



Poncowati, 27 november 2018


penulis



DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................
Kata pengantar..........................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................
Tujuan.....................................................................................................
Hasil Observasi.........................................................................................
Pembahasan.............................................................................................
A.   Pengertian bisu...............................................................................
B.   Ciri-ciri bisu....................................................................................
C.   Terapi yang digunakan....................................................................
Daftar pustaka..........................................................................................



TUJUAN
Tujuan dari observasi tentang cacat genetik
1.      Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana cacat genetik berupa bisu
Objek
1.      Muhammad Wahyu alias Ucok


HASIL OBSERVASI

1.      Identitas Narasumber
Nama                     : Muhammad Wahyu
TTL                       : Gang baru, 28 september 1995
Agama                   : Islam
Hobi                      : Membongkar motor
Umur                     : 23 tahun
Pekerjaan               : Buruh
Cita-cita                : Dokter

2.      Gambaran fisik Narasumber
Wahyu terlahir dengan kondisi tidak normal, yaitu bisu. Ia tidak bisa berbicara seperti manusia normal lainnya. Dengan berkulit sawo matang, bola mata yang besar, tinggi 70 cm dan rambut cepak. Ia bersemangat untuk menjalani hari hari nya walaupun ketika ia berbicara tidak bisa normal. Ia tak mau berfoto, merasa malu.

3.      Gambaran umum Narasumber
Sehari hari nya ia bekerja di steam motor, ia berkerja dari pagi sampai sore dan di upahi sebulan dengan gaji 700 ribu. Dari keterbatasan ia berkomunikasi, ia tetap semangat untuk mencari uang.

4.      Hasil wawancara dengan Narasumber
Pengalaman yang pernah ia bagi kepada saya adalah ketika ia beranjak remaja, setelah lulus sd ia merasa kurang percaya diri untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya terlebih lagi ketika keterbatasan biaya. Apa lagi dengan beranjak remaja ia mulai merasa kurang percaya diri khususnya terhadap lawan jenisnya.
Dan sampai lah ketika dia menyukai seorang wanita tetapi ia tidak bisa mendekatinya karena kekurangannya.

5.      Hasil wawancara dengan Orang Tua
Saya tidak berhasil mewawancarai orang tuanya , karena ibu ayahnya telah bercerai dan hidup masing masing. Dia hidup bersama neneknya yang sudah menua. Dan saya tidak bisa mewawancarai neneknya yang sudah berumur.

6.      Hasil wawancara dengan lingkungan sekitar
Selama ini tetangga nya mengatakan bahwa wahyu anak yang baik dengan keramah tamahannya dan giat untuk bekerja. Disaat gotong royong pun wahyu ikut membantu.
Tetapi aktivitas yang biasanya dilakukan hanya lah bekerja dan pulang mengurus neneknya.



PEMBAHASAN

1.     Pengertian bisu
Bisu, atau disebut pula dengan tunawicara dan gangguan bicara, adalah ketidakmampuan seseorang untuk berbicara. Bisu disebabkan oleh gangguan pada organ-organ seperti tenggorokan, pita suara, paru-paru, mulut, lidah, dan sebagainya. Bisu umumnya dikaitkan dengan tuli. Bayi terlahir tuli dan bisu dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Bisa terjadi akibat faktor genetika (keturunan, perkawinan antar kerabat yang terlalu dekat, seperti antara sepupu kandung, sehingga terjadi mutasi gen yang tidak wajar.[1] Selain itu, kurang atau tidak berfungsinya organ pendengaran, keterlambatan perkembangan bahasa, kerusakan pada sistem saraf dan struktur otot, serta ketidakmampuan dalam kontrol gerak juga dapat mengakibatkan keterbatasan dalam berbicara.[2] Penyebab lainnya adalah cacat intelektual dan autisme. Seseorang dapat lahir bisu, atau menjadi bisu di kemudian hari karena cedera atau penyakit.[3]
Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa satu dari seribu bayi yang lahir mengalami tuli (tunarungu) dan bisu (tunawicara) dan hampir 50 persen kondisi tuli dan bisu tersebut dialami oleh anak-anak karena faktor keturunan.[1] Namun adapun penyebab lainnya adalah karena trauma atau cedera pada daerah broca di bagian otak.[4]
Tidak semua anak-anak yang menyandang kondisi tunawicara mengekspresikan gejala yang sama. Beberapa dari mereka mungkin dengan berdiri dan tak bergerak dalam pengaturan sosial tertentu dan tidak memiliki komunikasi apapun. Kecemasan dapat disebabkan oleh anak yang dimasukkan ke dalam situasi di mana sesuatu yang diharapkan dari mereka atau ketika beberapa orang berada di daerah di mana mereka dihadapkan dengan banyak pertanyaan.[5] Hal itu biasa disebut dengan bisu selektif yaitu kondisi di mana seseorang anak yang biasanya fasih bicara tidak mau berbicara dalam situasi tertentu. Diduga bahwa anak yang mengalami kecenderungan seperti ini mengalami sejenis kecemasan akut yang situasional



2.      Ciri-ciri bisu
Adapun ciri-ciri bisu antara lain:[2]
  • Berbicara keras dan tidak jelas
  • Suka melihat gerak bibir atau gerak tubuh teman bicaranya
  • Telinga mengeluarkan cairan
  • Menggunakan alat bantu dengar
  • Bibir sumbing
  • Suka melakukan gerakan tubuh
  • Cenderung pendiam
  • Suara sengau
  • Cadel
3.      Terapi yang digunakan
·         Terapi Pijat di Belakang Leher 30 Detik, Pasien Bisa Mendengar Suara Musik
 Simpel dan Cepat. Itulah kalimat yang muncul saat melihat langsung proses terapi Tunarungu di tempat Masudin. Terapi penyembuhan gangguan syaraf pendengaran ini hanya memakan waktu kurang dari 31 detik. Mencengangkan!

Saat mengunjungi tempat praktik Masudin di Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro, Jombang, Kamis (19\/12\/2013), detikcom berkesempatan melihat langsung metode yang digunakan Masudin menyembuhkan pasiennya.

Seperti yang dialami seorang pasien asal Bekasi, Nur Fadilah (12). Putri dari pasangan Nur Arif dan Yanti ini pun mendapatkan pijatan lembut dengan tangan kosong Masudin sang terapis. Pijatan di bagian belakang leher Nur hanya sebentar, kurang dari setengah menit saja.

Setelah itu, Nur didengarkan musik dari sebuah pemutar musik mini yang ditempelkan di telinga Nur. Sambil tersenyum, Nur memegangi kotak musik (musik boks) tersebut seakan menikmati alunan musik. Padahal sebelumnya Nur Fadilah menderita bisu tuli sejak lahir. Hasil tes Audiometri dari rumah sakit pun menunjukkan jika pendengaran Nur tidak bisa merespon gelombang suara apapun.

"Jadi tujuan dipijat itu untuk membuka simpul-simpul syaraf pendengaran yang tidak berfungsi agar kembali normal" jelas Masudin kepada detikcom.



DAFTAR PUSTAKA


 ( 19 Desember 2013). Terapi untuk si bisu. Di peroleh dari
https://news.detik.com/jawatimur/2446215/terapi-pijat-di-belakang-leher-30-detik-pasien-bisa-mendengar-suara-musik