Senin, 25 September 2017

MAKALAH









DISUSUN OLEH
Nama: Rodiyatul Fili
NPM: 1503004



Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan
Tunas Palapa
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah  ini. Dan juga saya berterima kasih pada Ibu Hesti Wahyuningsih S.Pd, M.Pd  selaku Dosen yang telah memberikan tugas ini.
saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.



DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................
Kata pengantar........................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................
Pendahuluan............................................................................................
A.   Latar Belakang...............................................................................
B.   Rumusan masalah..........................................................................
C.   Tujuan ...........................................................................................
Pembahasan.............................................................................................
D.   Analisis Berita 1............................................................................
E.    Analisis Berita 2............................................................................
Penutup...................................................................................................
Daftar Pustaka.........................................................................................



PEMBAHASAN
1.     Berita 1

Harga Eceran Tertinggi (HET) mulai efektif diberlakukan untuk beras kualitas medium dan juga premium. Namun, para pedagang mengeluhkan bahwa penerapan HET ini dirasa kurang realistis.
Hal ini sampaikan oleh Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri yang mengatakan, HET sulit untuk diimplementasikan karena harga yang ditetapkan dinilai tidak rasional. Untuk beras medium saja, kata dia, ada banyak macam dengan beragam harga.
“Ada yang harga paling murah di kisaran Rp9.000 per kg, ada yang di atas HET,” terang Abdullah seperti dilansir dari Republika (18/9).
Meski banyak pro dan kontra, sejumlah pedagang beras bahkan dengan tegas menyatakan setuju dengan penerapan HET. Para pedagang merasa bahwa pemerintah pasti memiliki tujuan baik guna menekan agar tidak ada spekulan beras.
Selain itu, pihaknya setuju dengan keberadaan HET. Hanya saja, ia mengatakan, penetapan harga memberatkan dan sulit untuk dipraktikkan di lapangan.
“Ini harus realistis,” tuturnya.
Menurut Abdullah, pedagang tidak mungkin menjual rugi. Untuk jenis medium saja, rata-rata di pasar masih menjual di angka Rp10.000 per kg. Hal itu dikarenakan para pedagang menerima beras dari pengepul dengan harga Rp9.700 per kg.
“Kan nggak mungkin kita jual Rp9.450 per kg,” tambahnya.
Padahal, beras yang dijual di pasaran tidak membedakan antara jenis medium ataupun premium semata.
Bahkan Abdullah mengakui, konsumen rata-rata menginginkan beras dengan kualitas tidak buruk, tapi dengan harga tidak tinggi. Hal tersebut pun membuat pedagang melakukan pengoplosan (pencampuran) guna memenuhi keinginan konsumen.
Penetapan HET ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 57 Tahun 2017. Pada peraturan tersebut, HET beras untuk medium dan premium dibedakan berdasarkan wilayah. Untuk Jawa, Lampung dan Sumatera Selatan, HET dipatok Rp9.450 per kg untuk beras medium dan Rp12.800 untuk beras kelas premium.










2.      Berita 2



Sawah di Rancaekek yang dicemari limbah pabrik tekstil. Foto: Indra Nugraha

Di tengah kesulitan warga ini, pemerintah daerah  bukan mencari solusi memperbaiki lingkungan malah menilai sawah tak produktif maka lebih baik menjadikan kawasan industri. Hal ini seperti dilontarkan Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar, beberapa waktu lalu. Dia berwacana membuat kawasan industri di Rancaekek, Bandung Timur. Dedi mengatakan, lahan pertanian Rancaekek sudah kritis dan tak produktif.
Para petani Rancaekek pun protes dengan rencana itu,  terlebih kerusakan lahan pertanian selama ini dampak industri yang ada.
Nandang Supriyatna, warga Dusun Nyalindung, Desa Linggar Rancaekek mengatakan, sebaiknya pemerintah fokus mengatasi pencemaran limbah tekstil daripada mewacanakan pembangunan kawasan industri baru.
“Kami tidak setuju jual tanah ke pabrik. Masyarakat menggantungkan hidup dari sawah. Kalau kerja di pabrik susah. Apalagi sudah tua. Yang masih muda saja harus nyogok dulu,” katanya.
Dia mencontohkan, keadaan saat ini, di pabrik tekstil PT Kahatex, pekerja justru mayoritas pendatang. Limbah dibuang mencemari lahan pertanian hingga rusak parah. “Biasa satu tumbak bisa menghasilkan 10 kg padi. Sekarang paling empat kg. Kualitas padi juga tak bagus,” kata Darma, warga lain.
Darma memperlihatkan, padi dari sawah miliknya. Bulir padi tampak lebih kecil dan warna lebih hitam. Tidak kuning cerah seperti kebanyakan padi. Hal ini, katanya, berimbas pada harga jual. Padi kualitas bagus Rp700.00 per kuintal. Karena kualitas buruk, hanya Rp350.000 per kuintal.
“Rasa nasi kaya’ makan jagung atau sagon. Air disini juga jadi keruh. Kulit jadi gatal. Untuk minum dan masak harus beli.”
Menurut penelitian Greenpeace Asia Tenggara dan Walhi Jabar 2012, sawah tercemar seluas 1.215 hektar, ditambah 727 hektar saat banjir. Hal ini menyebabkan produktivitas sawah menurun 1-1,5 ton per hektar tiap musim. Kerugian mencapai Rp3,65 miliar per tahun.
“Wacana pemerintah mengalihfungsikan dan membeli lahan produktif yang terpapar limbang B3 di Rancaekek merupakan langkah tidak tepat. Karena hanya akan mengalihkan dan menambah masalah,” kata Ketua Paguyuban Warga Peduli Lingkungan (Pawapeling), Adi M Yadi.
Pawapeling mulai mengadvokasi warga Rancaekek sejak 2007. Mereka berusaha membantu memulihkan kembali lahan pertanian warga.
Selama ini,  pemerintah terkesan membiarkan masalah terjadi berlarut-larut. Seharusnya,  ada upaya penegakan hukum dan solusi permanen.
“Alihfungsi sawah menjadi kawasan industri bukan solusi. Ini tidak sesuai semangat pemerintah ingin mewujudkan swasembada pangan.”
Upaya penyuburan lahan
Pawapeling melakukan bio remediasi di sawah milik masyarakat yang terpapar limbah. Lahan seluas 1.400 meter persegi di Desa Bojongloa jadi percontohan.
“Melalui bio remediasi, kami mencoba memulihkan kembali kontur tanah dari logam berat. Sebelum cocok tanam, sebar kotoran hewan sapi dan kamping selama satu hari. Lalu ditraktor dan diberi pupuk cair  organik hasil olahan kita.”
Proyek percontohan sudah berjalan dua setengah bulan. Secara fisik dan kontur tanah ada perubahan. Tanah yang keras, jadi lentur dan mulai subur. Ke depan, proyek ini akan disebarkan ke tiga desa lain, yakni Sukamulya, Jelegong dan Linggar.
“Secara bertahap. Kita juga ukur kemampuan, jadi gak bisa serentak. Ini kegiatan sosial murni. Kita juga siapkan punyuluhan dan pendampingan sampai petani bisa mandiri,” katanya.
Sawah hancur dan rusak parah terkena limbah dari pabrik tekstil. Foto: Indra Nugraha
Bio remediasi, katanya, jadi solusi mengatasi lahan sawah yang rusak. Ini jauh lebih ampuh dibandingkan mengalihfungsikan sawah untuk industri.
Direktur Eksekutif Walhi Jabar Dadan Ramdan mengatakan, alihfungsi lahan pertanian di Rancaekek menjadi kawasan industri hanya menguntungkan pengusaha besar.”Tanah dijual murah ke perusahaan. Ini mengancam petani. Alihfungsi akan sebabkan perpindahan bajir ke daerah lain.”
Dadan mengatakan, lahan pertanian di Rancaekek sebenarnya produktif, hanya tercemar limbah industri. Untuk itu, harus dituntaskan penanganan pencemaran. “Bukan malah mewacanakan alihfungsi kawasan.”
Seharusnya, katanya,  upaya penegakan hukum berjalan. “Proses ganti rugi juga pemulihan lingkungan. Hingga efek jera bagi perusahaan pencemar lingkungan.”
Dodo Sambodo, Asdep Pengaduan dan Penanganan Kasus Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan, pernyataan wagub tidak tepat.
“Wagub harusnya berikan kepercayaan struktural ke bawah. Karena ada mekanisme perencanaan pembangunan daerah melalui musrembangda. Dari tiap desa berikan masukan. Jangan tiba-tiba bilang tata ruang mau diubah.”
Alihfungsi lahan pertanian Rancaekek menjadi kawasan industri, katanya,  akan berdampak ancaman stok pangan di Jabar.
“Harusnya Wagub lihat contoh yang dilakulan Pawapeling. Lahan itu dengan proses bioremediasi bisa diperbaiki.”
Solusi menyeluruh
Dodo mengatakan, mengatasi persoalan Rancaekek,  tidak bisa dilihat dari sisi pencemaran. Masalah dari hulu sampai ke hilir harus diperhatikan dan diselesaikan.
“Untuk kasus Kahatex, di KLHK ada perencanaan jangka panjang menengah. Kami bagi perencanaan ini atas kesepakatan pusat dan daerah.”
Dia menolak anggapan jika penyelesaian pencemaran air Kahatex mandek. “Proses terus berjalan meski lamban.”
Menurut dia, mempertemukan berbagai pihak antara pusat dan daerah tidak bisa cepat.  “Ada proses terus dibangun dan tidak mudah. Masalah pencemaran antara pusat dan daerah saja selalu ada tumpang tindih wewenang.”
Saat ini, Kahatex sudah mau investasi perbaikan manajemen,  seperti perbaikan alat dan membangun IPAL.
“Sudah mulai dipasang. Nanti tidak ada lagi pencemaran. Tanggung jawab KLHK saat alat tidak dipasang, ada upaya penegakan hukum dan administrasi.”
Bagian lain, menangani masyarakat terdampak, paparan pencemaran dan peroses perhitungan ganti rugi.



1.      Analisis artikel 1
Solusi dari permasalahan petani
Harga beras yang mahal terjadi karena produksi beras menurun. Mengapa bisa menurun? Cuaca yang ekstrim, mahalnya pupuk dan banyak nya hama. Faktor itu yang menyebabkan harga beras mahal. Beras yang diproduksi tidak memiliki kualitas yang bagus dan tidak banyak yang dihasilkan padi.
Petani bisa gulung tikar dan produksi beras semakin menurun. Di pasar, beras bisa dijual dengan harga yang mahal. Kalaupun beras yang murah pasti kualitas nya tidaklah bagus.
Oleh karena itu, petani harus pandai memfaatkan keadaan alam. Petani juga bisa memanfaatkan pupuk organik dan kesuburan tanah yang ada di daerah petani tersebut.
Pemerintah juga harusnya tegas dan memperhatikan keluhan petani, karena beras merupakan bahan pokok yang di konsumsi masyarakat indonesia. Agar produksi beras meningkat dengan kualitas yang baik dan tidak menerima impor dari luar negeri.



2.      Analisis artikel 2
Solusi dari permasalahan petani
Sawah yang dicemari limbah pabrik tekstil akan berdampak buruk untuk kelangsungan lingkungan di daerah tersebut. Limbah tersebut bisa merusak ekosistem sawah, mematikan lahan untuk petani dan sekaligus mematikan mata pencaharian petani.
Seharusnya pemerintah tegas memperbaiki sawah yang ada di Rancaekek dan tidak membuat wacana untuk didirikan perusahaan di lahan itu. Karena di Bandung merupakan kota yang berdiri bangunan megah dan sedikit lahan yang memiliki ekosistem sawah di kota. Harusnya pemerintah mendukung dan membantu menghidupkan lahan tersebut.
Agar petani bisa bekerja dan menanam padi . Dengan begitu, produksi beras di kota bandung mengalami peningkatan dan kualitasnya semakin baik.



DAFTAR PUSTAKA
Sumber: https://www.pertanianku.com/pedagang-keluhkan-het-sulit-diterapkan/
Sumber : http://mongabaydotong.wpengine.com/wp-content/uploads/2015/04/sawah1-yang-dicemari-limbah-PT-Kahatex.jpg


Sabtu, 23 September 2017

MAKALAH
Tumbuhan yang termasuk Cyanophyta dan Chlorophyta







DISUSUN OLEH
Nama: Rodiyatul Fili
NPM: 1503004




Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan
Tunas Palapa
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah  ini. Dan juga saya berterima kasih pada Ibu Hesti Wahyuningsih S.Pd, M.Pd  selaku Dosen mata kuliah Biologi umum  yang telah memberikan tugas ini.
saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan yang telah kami  buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.



DAFTAR ISI
Halaman Judul.........................................................................................
Kata pengantar........................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................
Pendahuluan............................................................................................
A.   Latar Belakang...............................................................................
B.   Rumusan masalah..........................................................................
C.   Tujuan ...........................................................................................
Pembahasan.............................................................................................
D.   Cyanophyta....................................................................................
E.    Chlorophyta...................................................................................
F.    Tabel jenis-jenis alga......................................................................
Penutup...................................................................................................
Daftar Pustaka.........................................................................................
Lampiran




PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Dalam ilmu biologi kita mempelajar tentang tumbuhan botani rendah. Yang termasuk ke dalam botani tumbuhan rendah yaitu Cyanophyta, Chlorophyta, phaeophyta, rhodophyta, eiyophyta,hepaticae,musci, dan pteridophyta. Tumbuhan-tumbuhan tersebut memiliki perbedaan dan karakteristik yang berbeda.
Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk membahas tentang tumbuhan botani rendah bagian Cyanophyta dan Chlorophyta.
B.     Rumusan masalah
1.      Apa saja tumbuhan yang termasuk kelompok Cyanophyta?
2.      Apa saja tumbuhan yang termasuk kelompok Chlorophyta?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui apa saja tumbuhan yang termasuk kelompok Cyanophyta?
2.      Mengetahui apa saja tumbuhan yang termasuk kelompok Chlorophyta?



PEMBAHASAN

D.    Cyanophyta
Cyanophyta  atau alga biru-hijau) sejak lama disebut agae, karena mirip dengan algae lainnya dalam hal habitat dan cara fotosintesisnya. Cyanophyta merupakan kelompok yang beranggotakan 1500 jenis dengan ciri utamanya hijau kebiru-biruan. Cyanophyta terbungkus dalam dinding peptigodoglikan yang di kelilingi selubung berlendir/bergetah.
Pengikatan nitrogen yang dilakukannya terjadi di dalam heterasista, yaitu sel tak berwarna yang berserakan diantara sel-sel fotosintetiknya.
Ciri umum Cyanophyta
1.      Tipe sel prokariotik( sama dengan bakteri)
2.      Ada yang berbentuk uniseluler(bersel tunggal) dan yang berkoloni dan ada juga yang berbentuk filamen.
3.      Memiliki pigmen klorofil, karatinoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin(berwarna biru) dan fikoeritin( berwarna merah) pigmen ini memiliki warna hijau- kebiruan.
4.      Klorofil tidak terdapat didalam kloropas, tetapi tersebar diseluruh protoplasma.
5.      Bersifat autotrof karena memiliki klorofil.
6.      Struktur tubuh masih sederhana, dinding sel mengandung pektin, hemiselulosa dan selulosa yang kadang berupa lendir.
7.      Pada bagian pinggir plasma terkandung zat warna klorofil, karatenoid dan dua macam kromoprotein yang larut dalam air yaitu: fikosianin yang berwarna biru dan fikoeritrin yang berwarna merah.
8.      Di tengah-tengah sel terdapat bagian yang tidak berwarna yang mengandung DNA dan RNA.
9.      Terdapat gliokogen sebagai zat makanan cadangan dan disampingnya terdapat butiran-butiran sianofisin(lipo-protein) yang letaknya di periferi serta volutin yang fungsinya masih blum jelas.
10.  Ganggang hijau biru yang berbentuk filamen dapat juga membentuk spora yang berdinding tebal yang resisten.
Persebaran/habitat
Anggota cyanophyta pada umumnya didapati pada perairan tawar. Selain itu juga mampu hidup pada air panas dengan suhu mencapai 85 celcius. Suhu ini hampir merupakan batas bagi kehidupan untuk hidup dalam keadaan aktif.
Struktur Sel Cyanophyta
Tubuh cyanobacteria mirip dengan sel bakteri gram negatif dengan ciri utamanya mengandung lapisan peptidoglikan yang tipis. Sel cyanophyta tersusun atas bagian-bagian yaitu lapisan lendir, dinding sel, membran plasma, membran fotosintetik, mesosom, sitoplasma, ribosom, granula penyimpanan, vakuola gas, protein padat dan nukleoplasma(DNA).
Bagian-bagian sel Cyanophyta
1.      Lapisan lendir
Menyelimuti dinding sel. Lendir berfungsi membantu pergerakan meluncur(lokomosi) pada cyanophyta uniseluler, serta gerak bergetar atau maju mundur pada cyanophyta yang berbentuk benang (filamen). Contohnya Oscillatoria sp.
2.      Dinding sel
Mengandung lapisan peptidoglikan yang tipis dan berfungsi untuk memberikan bentuk tetap pada ganggang dan melindungi isi sel.
3.      Membran sel(membran plasma) bersifat selektif permeabel dan berfungsi membungkus sitoplasma dan mengatur pertukaran zat.
4.      Membran fotosintetik(membran tilakoid) merupakan pelipatan membran plasma ke arah dalam sitoplasma yang berfungsi untuk berfotosintesis.
Membran fotosintetik mengandung klorofil , karoten dan pigmen fotosntetik lainnya.
5.      Mesosom merupakan penonjolan membran ke dalam sitoplasma fungsinya untuk menghasilkan energi.
6.      Sitoplasma
Merupakan larutan koloid yang tersusun dari air, protein, lemak, gula, mineral dan enzim. Di dalam sitoplasma terdapat ribosom, granula penyimpanan, vakuola gas, protein padat dan DNA.
7.      Ribosom
Organel kecil yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.
8.      Vakuola gas
Berisi udara yang menyebabkab tubuh cyaniphyta bisa mengapung di permukaan air, sehingga mendapatkan cahaya matahari untuk berfotosintesis.
9.      Nukleoid
Materi genetik yang tersusun dari DNA dan tidak dikelilingi membran. Nukleoid terdapat di lokasi tertentu.
Perkembangbiakan/ reproduksi
1.      Pembelahan sel
Sel membelah dua bagian yang membentuk sel baru. Sel-sel yang terpisah bisa tetap tergabung membentuk koloni. Contohnya Gleocapsa.
2.      Fragmentasi
Pemutusan sebagian anggota tubuh yang dapat membentuk individu baru.terjadi pada ganggang yang berbentuk filamen(benang). Contohnya: Oscillatoria.
3.      Spora Vegetatif
Spora vegetatif yang dimaksud disini adalah heteroksit. Heteroksit tetap mampu bertahan karena dinding selnya tebal dan banyak mengandung bahan makanan. Setelah lingkungan kembali menguntungkan heteroksit dapat membentuk filamen baru. Contohnya: Chamaesiphon.

Klasifikasi
1.      Ordo Chroococcales
Anggota kelompok ini, berbentuk tunggal atau tanpa sopra, warna biru kehijau-hijauan. Umumnya algae ini membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok yang basah.
Contoh spesies ini yaitu Choroccus dan Gleocapsa.
Choroccus berkelompok dalam bentuk agregat dari 2 atau 4 sel. Hasil pembelahan sel dari chroccus berbentuk setengah bola.
Gleocapsa berbentuk bulat memanjang dan dikelilingi oleh membran dengan beberapa generasi sel yang terdapat di dalamnya.
2.      Ordo Chamaesiphonales
Algae bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang yang mempunyai spora. Benang-benang itu dapat putus .
3.      Ordo hormogenesis
Sel-selnya merupakan koloni berbentuk benang-benang itu melekat pada subtratnya, tidak bercabang, jarang mempunyai percabangan semu.
Contohnya:
Oscillatoria,Nostocomune, anabaena, spirulina dan rivulia.
4.      Ordo pleurocapsales
Yang pleurocapsales uniseluler atau kecil termasuk bentuk kolonial. Beberapa bahkan mungkin terdiri dari sel-sel Parenchymatous alas terlampir pendek bercabang-cabang atau filamen. Penyebaran adalah dengan pembelahan sel dan endospores.
5.      Ordo oscillatoriales
Tidak menghasilkan spora, seluruhnya filament, sebagaian mempunyai heterocyst, sebagian tidak.
6.      Ordo Nostocales
Berserat termasuk yang nostocales cyanobacteria yang menyebar terutama oleh pembentukan hormogonia. Setiap percabangan adala palsu dan keduanya heterocysts dan akinetes dapat dihasilkan.
7.      Ordo stigonematales
Berserat termasuk yang stigonematales cyanobacteria yang menyebar terutama oleh pembentukan hormogonia.bercabang adalah benar dan heterocysts dan akinetes dapat berdua akan diproduksi.
Peranan dalam perairan
1.      Produksi primer
2.      Sumber makanan ikan dan manusia. Misal Spirulina sp
3.      Beberapa spesies ganggang hijau-biru yang bersimbiosis dapat menambat (fiksasi) nitrogen bebas, sehingga menambah kesuburan tanah. Misalnya: anabaena azollae


Peranannya bagi keidupan
1.      Cyanophyta yaitu sebagai pengikat nitrogen bebas artinya mengikat nitrogen yang utama di alam,  nitrogen sendiri sangat diperlukan oleh tanaman sehingga cyanophyta menguntungkan untuk tanaman. Contohnya : Nostoccommune, Anabaena ccadae dan anabaena.
2.      Sebagai vegetasi peintis, yaitu dengan membentuk lapisan pada permukaan tanah gundul sehingga mampu hidup pada lingkungan yang kurang menguntungkan.
3.      Cyanophyta berperan sangat penting untuk menambah materi-materi organik ke dalam tanah.
4.      Spiriluna mampu menghasilkan senyawa karbohidrat yang lumayan dan senyawa organic lain sangat diperlukan oleh manusia sebagai sumber pangan yang mengandung banyak sekali protein di dalamnya.
Bentuk kloroplas ganggang:
1.      Bulat: chroococcum
2.      Mangkuk: chlorella dan chlamydomonas
3.      Sabuk: ulothrix
4.      Cakram: vaucheria dan clara
5.      Jala : oedogonium
6.      Spiral: spirogyra
  Pigmen utama pada ganggang:
1.      Klorofil( klorofil a, b,c, d)
2.      Karoten
3.      Santofil( keemasan)
4.      Fukosantin( coklat)
5.      Fikobilin
6.      Fikoeritrin(merah)
7.      Fikosianin(biru)
Contoh cyanophyta (alga biru)

Cyanophyta bersel satu
Chlorococcus, hidup didasar kolam yang tenang, berkembang biak secara vegetatif dengan membelah sel-sel muda.
Gloeocapsa ,alga ini hampir serupa dengan Chlorococcus, mempunyai selubung berwarna. Hidup pada batu-batuan dan juga sebagai epifit pada tanaman lain. Berkembang biak dengan vegetatif.
Cyanophyta berbentuk koloni

Policystis, spesies penyusun koloni berbentuk bola atau tidak teratur. Perkembangannya dengan membelah diri dari masing-masing penyusun koloni juga dengan fragmentasi koloni.

Cyanophyta berbentuk benang atau filamen
Oscillatoria, spesies ini tubuhnya berupa benang tebal terdiri atas sel-sel vegetatif yang pipih, bagian sel terbungkus selubung lendir dari bahan gelatin. Alga ini dapat melakukan gerakan maju mundur yang di kenal dengan gerak osilasi.
Perkembangan dengan membelah diri pada sel-sel vegetatif serta dengan fragmentasi filamen atau benang. Potongan filamen tersebut kemudian membentuk hormogonium dan selanjutnya hormogonium tersebut tumbuh menjadi benang baru.
Nostoc, nostoc tubuhnya berupa benang yang terdiri atas sel-sel yang berbentuk bola. Diantara sel-sel pembentuk benang terdapat sel yang berbentuk lain yang disebut heterokista dengan dinding sel yang tebal. Pada bagian heterokista inilah filamen mudah putus. Potongan benang tersebut tumbuh menjadi benang baru. Heterokista dapat pula menjadi benang baru.
Rivularia, alga ini berbentuk seperti cambuk. Sel-sel pada pangkalnya lebih besar dari pada sel sel pada ujungnya. Sel pertama pada pangkal benang mempunyai bentuk yang berbeda dari sel yang lain. Sel ini merupakan heterokista yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan.



TABEL
 JENIS-JENIS ALGA

No
Nama Latin
Nama Indonesia
Gambar
1
Bacillariophyta
diatom


Stephanodiscus sp
2
Euglenophyta
euglena
Euglena granulata
3
Pyrrhophyta(dinoflagellata
Alga api
Gonyaulax catenella
4
Cyanophyta
Alga biru
Anabaena sp
5
Chrysophyta
Alga emas
Vaucheria sp
7
Phaeophyta
Alga coklat
Padina australis
8
Rhodophyta
Alga merah
Gracilaria sp
9
Chlorophyta
Alga hijau
Ulva sp




E.     Chlorophyta
Chlorophyta atau ganggang hijau tersusun oleh klorofil a, klorofil b, betakaroten dan dinding sel yang terusun oleh selulosa. Chlorophyta menyimpan hasil fotosintesisnya dalam bentuk pati ( amilum). Ganggang hijau ada yang berupa uniseluler dan multiseluler.
Banyak spesies dari ganggang hijau uniseluler hidup sebagai plankton, mendiami tanah basah dan salju atau bersimbiosis dengan organisme lain. Contohnya adalah bersimbiosis menjadi lumut kerak.
Organsme ganggang hijau biasanya terdapat banyak di air tawar, akan tetapu beberapa diantaranya juga ada yang hidup di lautan.
Sitoplasma ganggang hijau mengandung vakuola yang besar. Di dalam sitoplasmanya terdapat sebutir kloroplas atau lebih. Di dalam kloroplas biasanya terdapat protein cadangan yang disebut pirenid yang merupakan pusat pembentukan pati.
Bentuk ganggang hijau
1.      Bersel tunggal. Contohnya Clamydomonas dan chlorella
2.      Berbentuk koloni. Contohnya volvox dan scenedesmus
3.      Berbentuk lembaran. Contohnya ullva, chara dan halimeda
4.      Berbentuk berkas. Contohnya spyrogyra dan derbesia
Contoh ganggang hijau
1.   

   Chlamydomonas. Chlamydomonas merupakan ganggang hijau uniseluler yang berflagela. Sering di temukan di air tawar yang tergenang.

Chlamydomonas memiliki sel berbentuk lonjong dan dinding sel berbahan selulosa dan juga memiliki sepasang flagela yang terdapat di depan sel. Chlamydomonas juga memiliki bintik mata yang mengandung pigmen berwarna kemerahan terletak di pangkal flagela yang biasa disebut dengan stigma.
Chlamydomonas hidup secara autrotof dengan kloroplas tunggal. Chlamydomonas juga memiliki vakuola kontraktil dan pirenoid. Kelebihan fotosintesis pada chlamydomonas akan di simpan sebagai pati di sekitar pirenoid.
Vakuola kontraktil pada chlamydomonas berfungsi mengeluarkan kelebihan air guna menjaga kesetabilan osmotis sel. Chlamydomonas berproduksi secara aseksual dengan fragmentasi dan secara seksual dengan isogami.

2.      Volvox

Volvox merupakan ganggang hijau yang berkoloni sering di temukan di danau atau telaga. Koloninya berbentuk bola yang besar sehingga bisa di liha dengan mata telanjang. Sel-sel koloni volvox berjumlah antara 500 sampai 20000 sel.

Setiap sel terhubung berdampingan di sekelilingnya melalui untaian sitoplasma. Setiap sel volvox dalam keadaan bebeas (individual) sangatlah mirip dengan chlamydomonas.
Volvox dapat berkembang biak secara seksual maupun aseksual. Reproduksi aseksual dengan membentuk beberapa koloni kecil di dalam bola dan koloni tersebut akan berkembang dengan pembelahan sel yang bergerak bebas dalam koloni induk. Koloni baru akan melepaskan diri bersamaan dengan hancurnya koloni induk.
Reproduksi seksual volvox bersifat oogami. Beberapa sel dalam koloni membesar dan menghasilkan sesel telur yang diam. Beberapa sel lainnya menghasilkan sperma motil yang nantinya akan membuahi sel telur. Setelah terjadi pembuahan, zigot akan membentuk dinding. Zigot lalu keluar bersamaan dengan hancurnya koloni. Lalu kemudian zigot akan membelah berulang-ulang membentuk koloni baru.



3.      Spirogyra

Merupakan ganggang berfilamen yang berukuran besar dan mempunyai daerah penyebaran yang luas. Spirogyra dapat di jumpai pada permukaan sungai maupun kolam.
Sel-sel spirogyra tumbuh dalam filamen atau benagn-benang yang tidak bercabang, setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas yang berpilin. Di dalam kloroplas terdapat pirenoid yang letaknya beraturan biasanya di kelilingi oleh butiran-butiran padi.
Spirogyra dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Aseksual dengan cara berfragmentasi benang sehingga memungkinkn potongan benang menjadi organisme baru. Dan reproduksi seksual dengan konjugasi.


 Cadangan makanan
Cadangan makanan pada ganggang hijau berupa amilum, terusun sebagai rantai glukosa tidak bercabang yaitu amilose dan rantai yang bercabang yaitu amiopektin seringkali amilum terbentuk dlam granula bersama dengan bahan protein dalam plastida disebut pirenoid.
Alat gerak/flagel
Ada dua tipe pergerakan pada chlorophyta, yaitu:
1.      Pergerakan dengan flagela
Flagela pada kelas chlorophyceae selalu bertipe whiplash( akronematik) dan sama panjang (isokon) kecuali pada bangsa oedogoniales, memiliki tipe stefanokon. Flagela dihubungkan dengan struktur yang sangat halus yang disebut aparatus neuromotor. Tiap flagela terdiri dari axonema ayng tersusun oleh 9 dupklet mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat 2 singlet mikrotubula. Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9+2. Flagela tersebut di kelilingi oleh selubung plasma.
2.      Pergerakan dengan sekresi lendir
Pada chlorophyta terjadi pergerakan yang disebabkan adanya stimulus cahaya yang di duga oleh adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel. Selama pergerakan ke depan bagian kutub berayundari satu sisi ke sisi yang lain sehingga lendir bagian belakang seperti berkelok-kelok.

Ciri-ciri chlorophyta:
1.      Pigmen, klorofil a dan b, santofil dan karoten, klorofil terdapat dalam jumlah yang banyak sehingga ganggang ini berwarna hijau rumput.
2.      Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam bentuk kloroplas.
3.      Kloroplas berjumlah satu atau lebih,berbentuk mangkuk, bintang, lensa, bulat, pita, spiral.
4.      Sel berinti sejati(eukaryotik) atau lebih.
5.      Dinding sel mengandung selulose dan berlendir sehingga lingkungan jadi licin.
6.      Banyak terdapat di danau, kolam atau yang hidup di laut. Yang hidup diair pada umumnya plankton atau bentos, juga menempel pada batu dan tanah dan ganggang yang paling banyak di temui jumlah nya diantara ganggang lainnya.
7.      Bentuk talus/struktur vegetative
a.       Uniseluler motil/berflagela yaitu chlamydomonas sp
b.      Uniseluler nonmotil/kokoid/bulat yaitu chlorella sp
c.       Koloni motil( sel sel dalam koloni mempunyai flagela) yaitu volvox sp
d.      Koloni nonmotil(kokoid) yaitu pediastrum sp
e.       Epalmeloid: tetraspora sp
f.       Dendroid: prasinocladus sp
g.      Berbentuk filamen:bercabang: cladophora sp
h.      Tidak bercabang yaitu oedogonium sp, spirogyra sp
i.        Heterotrkh yaitu coleochaeta sp, stigeoclonium sp
j.        Berbentuk helaian/lembaran yang distrometik : ulva sp
k.      Lembaran yang monostrometik: monostroma sp
l.        Berbentuk silinder yang beruang di tengah: enteromorpha
m.    Berbentuk sifon/spnositik: caulerpa sp, codium sp
Peranan Chlorophyta (ganggang hijau)
1.      Chorella vulgaris oelh ahli biologi dari jepang telah di coba untuk diolah menjadi berbagai makanan, dengan demikian terbuka prospek baru mengenai produksi bahan pangan( Gembong, 1989)
2.      Ganggang hijau dapat dijadikan tumpuan utama dalam mempelajari evolusi, khususnya sebagai titik tolak garis evolusi( Tjitrosomo, 1983)
3.      Alga hijau juga penting sebagai sumber makanan bagi protozoa dan hewan air. Chlorella uniselular, baik sebagai organisme yang penuh dengan rician fotosintesis maupun kemugkinan sebagai sumber makanan di daerah yang tidak sesuai untuk pertanian konvesional( kimball, 1992)
4.      Alga hijau merupakan produsen utama dalam ekosistem perairan, selain itu chlorella salah satu dari anggota chlorophyceae memiliki gizi sangat tinggi, di dalam sel alga ini terdapat pula chlorelin yaitu semacam zat antibiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri( saptasari, dkk, 2007)
Struktur sel Chlorophyta (ganggang hijau)
Dinding sel tersusun atas dua lapisan bagian dalam tersusun oleh selulose dan lapisan luar adalah pektin. Tetapi beberapa alga dindingnya tidak mengandung selulose, melainkan tersusun oleh glikoprotein. Bentuk kloroplas pada alga sangat bervariasi, yakni bentuk mangkuk, sabuk. Cakram, anyaman, spiral dan bintang(saptari, dkk, 2007)
Sel-sel ganggang hijau mempunyai kloroplas yang berwarna hijau, mengandung klorofil a dan b sert karatenoid. Pada kloroplas terdapat pirenoid, ganggang hijau terdiri atas sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk yang benang-benang bercabang atau tidak, ada pula yang menyerupai komus tumbuhan tingkat tinggi(gembong, 1989)
Alga ini sel-selnya terkurung dalam dinding selulosa yang kaku, telah diidentifikasi sebanyak 6500 spesies alga hijau. Selain dari banyak anggota uniseluler sperti chlamydomonas, dalam filum ini terdapat juga bentuk-bentuk  koloni dan multiseluler seperti volvox dan ulva. Garis antara koloni sel-sel individu dan organisme mutiseluler tunggal tidak selalu mudah ditarik. Bahkan pada anggota filum ini yang tampaknya multiseluler sejati, sel-sel unsur pokok itu tidak di khususkann ke bentuk jaringan khusus atau organ-organ (kimball, 1992)

Pergiliran keturunan Chlorophyta (ganggang hijau)
Alga hijau tidak hanya asal-usu reproduksi tetapi juga asal-usul pergiliran generasinya pun dapat diikuti jejaknya, pada proses ini juga erat hubungannya dengan proses seksual. Siklus hidup seperti ini mendekati daur hidup tumbuhan biji. Pada metagenesis alga ini fase yang dominan ialah generasi saprofit(diploid) sedangkan generasi haploid merupakan fase yang tereduksi (berumur singkat)( Tjitrosomo, 1983)
Ada dua fase pergiliran generasi pada alga ini yakni, fase diploid dan fase haploid. Pada tumbuhan tersebut menghasilkan gamet-gamet haploid yang dapat saling melebur diri membentuk zigot. Zigot ini merupakan soprofit, karena meiosis terjadi pada saat zigot berkecambah.
Pada oedogonium, misalnya, telur yang telah di buahi merupakan satu-satuna sel diploid, sedangkan kesemua struktur lain pada tumbuhan tersebut meliputi filamen, zoospora aseksual, gamet dan spora-spora yang terbentuk sesudah meiosis, termasuk generasi gametofit (Tjitrosomo, 1983)

Pigmen
Pigmen yang dimiliki kloroplas golongan chlorophyta yaitu klorofil a dn b , betakaroten serta berbagai macam xantofit (lutein, violaxantin, zeaxanthin) karoten muncul sebagai karakter warna kuning kemerah-merahan. Sedangkan xantotif muncul sebagai warna kuning dengan nuansa warna yang unik.
Menurut levavascur (1989) bahwa pigmen-pigmen fotosintesis dan pada alga hijau berklorofil a dan b mengandung shiphoxanthim atau lutein.

Susunan tubuh
Alga hijau mempunyai susunan tubuh yang bervariasi baik dalam ukuran maupun dalam bentuk dan susunannya. Ada chlorophyta yang terdiri dari sel-sel kecil yang merupakan koloni berbentuk benang yang bercabang-cabang atau tidak, ada pula yang membentuk koloni yang menyerupai kormus tumbuhan tingkat tinggi. Dari banyaknya variasi tersebut alga hijau dikelompokkan sebagai berikut:
Sel tunggal (uniseluler) dan motil, contohnya: Chlamidomonas
Sel tunggal dan non motil , contohnya: chlorella

Koloni senobium yaitu koloni yang mempunyai jumlah sel tertentu sehingga mrmiliki bentuk yang relatif tetap. Contohnya volvox dan pandorina.
Koloni tidak beraturan contohnya tetraspora.

Bentuk filamen tidak bercabang contohnya ulothrix
Bentuk filamen bercabang. Contohnya chladhopora
Hetemtrikus yaitu filamen bercabang yang bentuknya terbagi menjadi bagian yang rebah (prostrate) dan bagian yang tegak, contohnya: stigeoclonium
Foliaceus atau parenkimatis, yaitu filamen yang pembelahan sel vegetasinya terjadi lebih dari satu bidang, contohnya: ulva
Tubular yaitu talus yang memiliki banyak inti tanpa sekat melintang. Contoh : caulerpa



DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi, tedy. (Januari 2015). Ciri-ciri alga biru(cyanophyta) dan contohnya. Diperoleh dari http://budisma.net/2015/01/ciri-ciri-alga-biru-cyanophyta.html.
Ullum, Miftachul R. Modul 2 chlorophyta. Diperoleh dari http://www.academia.edu/8834780/Modul_2_chlorophyta.
Zaki, alfarel. (maret 2015) . ciri,bentuk,cara reproduksi dan contoh chlorophyta. Diperoleh dari biologi_note.blogspot.co.id/2015/03/chlorophyta.html?m=1